Bisnis.com, JAKARTA -- Dewan Hortikultura Indonesia Benny Kusbini mengungkapkan stok kebutuhan beras Indonesia hanya 3 bulan itu pun terbantu dengan dari impor. Stok kebutuhan akan beras itu, menurutnya kalah dengan Thailand yang memiliki stok untuk kebutuhan domestik sampai 6 bulan.
"Problem ketergantungan beras lainnya karena masih minim perhatian terhadap irigasi, distribusi karena hambatan disertai infrastruktur jalan rusak. Saya yakin sampai 2025, Indonesia belum mandiri pangan karena lahan semakin sempit dan penduduk semakin bertambah," terangnya kepada Bisnis.com, Minggu (16/6/2014).
Teknologi pertanian untuk menjaga ketahanan pangan juga seperti kata Benny, masih kalah dengan Kamboja. Dia menuturkan petani masih mengandalkan musim untuk pengeringan padi dan jagung.
Dia mengatakan tujuh provinsi sebagai sentra pertanian harus membangun teknologi pengering padi dan jagung dengan tingkat keakurasian mencapai 90%. "Indonesia kalah dengan Kamboja dan Thailand, mereka memiliki kebutuhan pangan yang panjang," ujarnya.
Kementerian Pertanian mengklaim pada halaman situs Departemen Pertanian bahwa produksi komoditas pangan strategis terutama padi menunjukkan peningkatan rata-rata 2,6% per tahun dari 64,4 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) pada 2009 menjadi 71,29 juta ton GKG pada 2013.
Walau mengklaim terjadi peningkatan produksi berdasarkan data Kementan pula, Indonesia masih mengharapkan impor dari negara lain sebanyak 39.791.202 kg. Ketergantungan terbesar masih dengan tiga negara yaitu Thailand, Vietnam dan India dengan total impor senilai 30.149.300 kg.