Bisnis.com, BENETE -- Tambang terbuka Batu Hijau milik PT. Newmont Nusa Tenggara tampak sepi setelah perusahaan mengumumkan keadaan force majeure pada 5 Juni 2014 lalu.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, sebanyak 3 unit mesin drilling diparkir di sebelah timur open pit berdiameter 2,3 kilometer. Bahkan, ada lebih dari 100 unit truk tambang juga terparkir berjejer membentuk barisan berlapis dua.
Sementara itu, tak tampak truk tambang yang memasuki open pit dengan kedalaman 1 kilometer, kecuali truk yang digunakan untuk mengambil guguran dari tebing tambang.
Namun, tak ada yang mengambil bijih dari pengupasan Fase-6 maupun Fase 7. Pasalnya, pabrik pengolahan bijih menjadi konsentrat telah berhenti beroperasi.
Mining Bussiness Development Newmont Agus Setiawan mengungkapkan nantinya bila telah memasuki penambangan Fase 7, maka diameter open pit akan mencapai 3 kilometer.
"Namun, karena pemberhentian operasi, kini kami hanya berfokus pada pemeliharaan tambang agar tidak ada dinding-dinding yang runtuh," ujarnya, Kamis (12/6/2014).
Menurutnya, di sekeliling tambang telah dipasang alat detektor reruntuhan yang bentuknya mirip antena parabola tv kabel, sehingga tim bisa bergerak cepat menyingkirkan batuan yang runtuh.
Selain itu, beberapa tim mining juga tengah mengerjakan penutupan penampungan air lama. Pasalnya, pihaknya telah mengoperasikan penampungan air baru di sisi selatan open pit.
"Penampungan lama letaknya terlalu dekat dengan open pit, apalagi nanti ketika telah masuk Fase 7. Untuk itu, lokasi penampungan air dibangun yang baru yang lokasinya agak jauh dari open pit," ujarnya.