Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Penyebab Turunnya Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan karena tren peralihan dan peran sektor yang tidak bisa diperdagangkan (non-tradable) kian meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB).nn
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. Pada 2007, setiap pertumbuhan ekonomi 1% mampu menyerap 710.000 tenaga kerja. /WD-Bisnis.com
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. Pada 2007, setiap pertumbuhan ekonomi 1% mampu menyerap 710.000 tenaga kerja. /WD-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan karena tren peralihan dan peran sektor yang tidak bisa diperdagangkan (non-tradable) kian meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB).

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti mengatakan komposisi sektor PDB Indonesia telah berubah, dari mayoritas sektor yang bisa diperdagangkan menjadi sektor non-tradable sejak 2007.

Dia mengatakan tren perubahan terjadi sejak krisis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2000, share PDB tradable sektor mencapai 55,4% dan non-tradable mencapai 44,6%. Namun angka tersebut telah berbalik pada 2014.

Pada kuartal I/2014, share PDB berdasarkan tradable dan non tradable sektor masing-masing mencapai 44,7% dan 55,3%. Adapun sektor tradable adalah pertanian, pertambangan dan manufaktur. Sektor non tradable adalah perdagangan, hotel dan restoran.

"Meski non tradable sektor berorientasi pada domestik, tetapi Indonesia juga harus bisa melihat kesempatan dari membaiknya kondisi global. Jika itu tak bisa dimanfaatkan maka akan menjadi masalah bagi Indonesia," ungkapnya, Senin (9/6/2014).

Destry mengatakan kualitas pertumbuhan ekonomi juga harus menjadi konsentrasi. Meningkatnya sektor non tradable tersebut tengah memberikan dampak negatif pada kemampuan ekonomi untuk menyerap tenaga kerja.

Pada 2007, setiap pertumbuhan ekonomi 1% mampu menyerap 710.000 tenaga kerja. Sementara itu, pada 2012, setiap 1% pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap 184.000 tenaga kerja.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper