Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia, raksasa penghasil nikel dunia, tengah mengkaji rencana pemangkasan kuota produksi nikel 2025 dari 272 juta ton menjadi 150 juta ton. Sebuah langkah besar yang dapat memengaruhi pasar global.
Namun, kebijakan itu menyajikan polemik. Di satu sisi, keputusan itu akan membawa berkah dengan pemulihan harga nikel yang menyusut dalam dua tahun terakhir, tetapi di sisi lain menimbulkan tantangan, terutama untuk hilirisasi di dalam negeri.