Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF: Proyeksi Pertumbuhan Indonesia 2014 Diturunkan Jadi 5,4%

International Monetary Fund (IMF) mengoreksi turun proyeksi pertumbuhan Indonesia menjadi 5,4% tahun ini dan 5,8% pada 2015. Pasalnya, dalam proyeksi sebelumnya pada Oktober 2013, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia mampu terakselerasi hingga 5,5% tahun ini dan 6,0% pada 2015.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) mengoreksi turun proyeksi pertumbuhan Indonesia menjadi 5,4% tahun ini dan 5,8% pada 2015. Pasalnya, dalam proyeksi sebelumnya pada Oktober 2013, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia mampu terakselerasi hingga 5,5% tahun ini dan 6,0% pada 2015.

Langkah lembaga pendanaan internasional tersebut sejalan dengan sikap Bank Indonesia yang merevisi turun proyeksi pertumbuhan Indonesia di kisaran 5,1%-5,5% pada 2014 dari estimasi sebelumnya yaitu 5,5 - 5,9%.

Sekadar informasi, langkah pengoreksian proyeksi ekonomi Indonesia dipicu perlambatan ekonomi pada kuartal I/2014 sebesar 5,21%. Adapun, ekspor merosot 0,78%, impor meningkat 4,7%, sedangkan konsumsi rumah tangga justru melonjak 5,61%.

Benedict Bingham, Senior Resident Representative IMF untuk Indonesia mengatakan pelarangan ekspor mineral masih menjadi faktor utama dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Selain pelarangan ekspor mineral, pemerintah perlu segera mengubah komposisi ekspor Indonesia dari berbasis komoditas menjadi manufaktur,” katanya di Jakarta, Senin (12/5).

Meski harga komoditas masih stabil, komposisi ekpor Indonesia yang cenderung mengandalkan komoditas tersebut tidak mampu lagi menjadi andalan karena bersifat raw material sehingga daya saing ekspor Indonesia rendah.

Belum lagi, pelemahan ekonomi di China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia, terutama ekspor komoditas, tengah melemah menjadi 7,5% pada tahun ini dan 7,3% pada 2015.

Untuk itu, IMF merekomendasikan Indonesia segera mendiversifikasi negara tujuan ekspor sehingga tidak bergantung terhadap satu negara saja.

China sendiri merupakan negara tujuan utama ekspor non-migas Indonesia dengan nilai US$21,28 miliar pada tahun lalu, diikuti dengan Jepang, Amerika Serikat, dan India. Tren ekspor Indonesia ke China mengalami pertumbuhan hingga 33,05% sepanjang 2008-2012.

Tidak hanya China, dalam laporan Regional Economic Outlook: Asia and Pacific yang dirilis pada Senin (28/4), IMF menyebutkan Jepang, mitra dagang kedua terbesar Indonesia, juga diprediksi melambat menjadi 1,4% tahun ini dan kembali susut menjadi 1,0% pada 2015. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap permintaan dari Negeri Matahari tersebut.      

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper