Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra Gandeng BASF dan Toyota Housing Terapkan Rumah Pintar

Ciputra Group menggandeng BASF Indonesia dan Toyota Housing Corporation untuk menerapkan konsep rumah pintar atau smart home di seluruh proyek huniannya. Proyek tersebut akan membuat harga rumah yang dikembangkan Ciputra Group naik 3%.

Bisnis.com, JAKARTA—Ciputra Group menggandeng BASF Indonesia dan Toyota Housing Corporation untuk menerapkan konsep rumah pintar atau smart home di seluruh proyek huniannya. Proyek tersebut akan membuat harga rumah yang dikembangkan Ciputra Group naik 3%.

Candra Ciputra, Chief Executive Officer Ciputra Group, mengatakan pihaknya sedang mengkaji konsep smart home yang cocok untuk di Indonesia, sebelum menerapkannya di seluruh proyek yang sedang digarap. 

“Kami sedang lihat konsep smart home seperti apa yang dibutuhkan masyarakat. Setelah itu, kami akan secepatnya terapkan konsep itu di proyek yang ada, khususnya di kota-kota besar,” katanya di Jakarta, Jumat (9/5/2014). 

Candra menuturkan penerapan smart home akan membuat harga rumah naik sekitar 3%, karena investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk smart home lebih tinggi dibandingkan dengan rumah biasa.

Akan tetapi, dia meyakini masyarakat tidak akan keberatan membayar lebih mahal untuk mendapatkan fasilitas yang lebih baik di rumahnya.

Tulus Santoso, Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), meski memerlukan investasi lebih mahal, konsep smart home akan membuat perawatan sebuah rumah menjadi lebih murah. Karena, teknologi yang digunakan membuat fungsi rumah lebih efisien.

“Misalnya saja dengan smart home ini, maka konsumsi energi seperti listrik bisa lebih minimal. Itu tentu menjadi kelebihan tersendiri,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan Ciputra akan tetap menghitung nilai komersial dari smart home yang dipasarkannya, agar tetap diterima oleh masyarakat.

Tahun ini, CTRA sebenarnya berniat untuk menaikkan harga propertinya sebesar 10%, karena penaikan biaya konstruksi. Selain itu, penaikan harga tersebut juga diharapkan dapat menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan.

Selama triwulan pertama tahun ini kinerja prapenjualan atau marketing sales CTRA memang di bawah ekspektasi, karena hanya membukukan Rp1,85 triliun.

Hal tersebut disebabkan pengaruh kebijakan loan to value (LTV), kredit pemilikan rumah (KPR) inden, dan tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia. 

Dari sisi pendapatan, selama kuartal pertama pertama tahun ini perusahaan telah memperoleh Rp1,2 triliun. Jumlah tersebut baru mencapai 16,43% dari target yang dipatok Rp7,3 triliun sepanjang 2014. “Kami masih memiliki backlog pendapatan senilai Rp6 triliun yang akan terealisasikan,” ucapnya. 

Tahun ini, sebenarnya sudah ada 20 proyek dalam pipeline perusahaan. Akan tetapi, melambatnya pertumbuhan sektor properti, membuat CTRA hanya fokus mengembangkan 10 proyek.

 

Diantaranya adalah pembangunan rumah sakit di Banjarmasin dengan investasi mencapai Rp250 miliar, dan sebuah resort di bali yang membutuhkan Rp1 triliun untuk jangka waktu pembiayaan selama dua tahun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper