Bisnis.com, JAKARTA – Penanaman investasi ekowisata di kawasan konservasi dan taman nasional memiliki potensi besar untuk dikembangkan tetapi belum banyak dilirik oleh para investor.
Henky Manurung, Plh Direktur Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata mengatakan Indonesia memiliki sekitar 50 kawasan nasional dan hampir 16 juta hektar lahan di kawasan konservasi, serta puluhan hektar hutan lindung.
Kawasan-kawasan tersebut saat ini sudah diperkenankan untuk penanaman modal dengan pemberian hak penggunaan bersama.
Jika 5% atau 10% diantaranya dimanfaatkan untuk industri pariwisata, maka setidaknya terdapat sekitar 1,6 juta atau 800.000 hektar lahan untuk pengembangan ekowisata.
Namun, saat ini, baru 50.000 hektar yang sudah dipergunakan untuk pembangunan resort, hotel, restoran, bungalow, serta industri wisata lainnya.
“Ini yang menjadi tantangan kami untuk lebih gencar mempromosikan investasi ekowisata ini. Bekerjasama dengan pemda membuat proposal investasi yang memetakan secara detail lokasi potensial untuk dikembangkan, serta Kementerian Kehutanan untuk pemanfaatan kawasannya,” ujar Henky , Rabu (16/4/2014).
Menurutnya, untuk menarik minat investor, sejumlah pemerintah daerah banyak yang sudah mulai membangun infrastruktur untuk mempermudah akses menuju lokasi, serta memberikan kemudahan dalam hal keringan pajak dan perijinan.
“Di Lombok Timur sudah diberi kemudahan perijinan, Pemda di Tanjung Lesung sudah membantu membebaskan PBB yang dibayarkan melalui APBD, banyak juga yang sudah membangun jalan kabupaten,” tuturnya.
Di samping itu, pengembangan ekowisata dapat membuka keterisolasian daerah wisata yang selama ini memiliki keindahan alam yang memikat tetapi belum terjamah oleh wisatawan, termasuk adanya pengembangan infrastruktur, transportasi, listrik, dan air. Para investor pun akan diberi syarat untuk tetap menjaga sustainability dari kawasan tersebut.
Beberapa lokasi wisata yang akan ditawarkan untuk pengembangan ekowisata antara lain berada di Bali Barat, Tanjung Putting, Tanjung Ringgit, Tanjung Lesung, Mandalika Resort Lombok, Bintan, Pulau Belitung, Bugam Raya (Kalimantan Selatan), Toba, Wakatobi, dan Pulau Weh Sabang.
“Saat ini yang terpenting potensi tersebut bisa terangkat serta sudah ada kesiapan dari seluruh pihak. Setelah itu, akan ditawarkan kepada investor-investor besar untuk membangun resort, mudah-mudahan 2017 sudah banyak perusahaan besar yang memulai investasi ekoturism,” tuturnya.