Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur mengakui rendahnya partisipasi buruh migran dalam menentukan suaranya dalam Pemilihan Umum 2014.
Menurutnya, penyebab minimnya partisipasi TKI tersebut lantaran banyaknya keterbatasan TKI untuk menuju tempat pemungutan suara (TPS) di luar negeri yang rata-rata hanya disiapkan di kedutaan besar. “Minimnya partisipasi tersebut sudah berlangsung sejak lama,” kata mantan duta besar Indonesia untuk Arab Saudi ini, Minggu (13/4/2014).
Misalnya, banyak TKI yang bekerja di perkebunan Malaysia—biasanya bekerja di tengah hutan— tidak bisa datang ke TPS lantaran lokasi yang terlalu jauh. Adapun untuk TKI yang bekerja di Arab Saudi adalah mimimnya informasi yang diterima.
Selain minimnya informasi, paparnya, ada juga TKI yang tidak diperbolehkan keluar rumah untuk mengikuti prosesi pemilu di luar negeri oleh majikan. “Hal-hal tersebut yang mengakibatkan tingginya angka golput kalangan buruh migran.”
Namun, gatot yakin, komisi pemilihan umum dan kedutaan sudah bekerja sama untuk mensosialisasikan pemilu jauh sebelum prosesi pemungutan suara dilaksanakan. “Terbukti, dari tahun ke tahun angka golput buruh migran semakin menurun.”