Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Metro Kapsul Diklaim Lebih Murah

Konsorsium pembangunan Metro Kapsul mengklaim investasi proyek tersebut lebih murah dibandingkan moda transportasi lainnya. Konsep Metro Kapsul bukan menggunakan kereta api tetapi seperti armada Metromini/Transjakarta yang jalurnya berada di atas (elevated).
Prototipe monorel buatan Indonesia UTM-125 di terparkir di area PT Bangun Melu Wiweka,Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/10). PT Bangun Melu Wiweka berharap monorel buatan Indonesia dapat ikut berpartisipasi pada pembangunan moda transportasi di Indonesia yang akan menyerap banyak tenaga kerja./antara
Prototipe monorel buatan Indonesia UTM-125 di terparkir di area PT Bangun Melu Wiweka,Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/10). PT Bangun Melu Wiweka berharap monorel buatan Indonesia dapat ikut berpartisipasi pada pembangunan moda transportasi di Indonesia yang akan menyerap banyak tenaga kerja./antara

Bisnis.com, JAKARTA - Konsorsium pembangunan Metro Kapsul mengklaim investasi proyek tersebut lebih murah dibandingkan moda transportasi lainnya.

Komisaris PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN) Djoni Rosadi menuturkan konsep dari Metro Kapsul ini bukan menggunakan kereta api tetapi seperti armada Metromini/Transjakarta yang jalurnya berada di atas (elevated).

"Kalian tau mainan anak-anak tamia? Ya seperti itu, tetapi track yg diangkat ke atas, kemudian jalannya di atas. Bukan menggunakan rel tetapi elevated pakai ban biasa, pakai roda dan seperti bus yang jalan sendiri-sendiri [auto]. Kayak semut jalan berangkai," ujarnya di Balai Kota, Senin (24/3/2014).

Dia mengatakan Metro Kapsul merupakan alternatif moda transportasi dengan dana yang terbatas. Biaya investasi pembangunan proyek ini lebih murah dibandingkan moda transportasi lain, yakni sebesar Rp114 miliar per kilometer (Km).

Menurutnya, investasi monorel ini lebih murah karena tiang pancang Metro Kapsul ini lebih sedikit dibandingkan Monorel.

"Dimensi Metro Kapsul ini lebih kecil dan jalannya jauh lebih murah sehingga investasinya tidak terlalu banyak. Bagaimana kita mencari moda transportasi umum yang handal, aman, tetapi murah dan mampu atasi kemacetan. Itu konsepnya dan kami telah cobakan," terangnya

Rencananya, pembangunan tiang pancang ini seperti yang ada di Jepang dan dibangun di atas lahan trotoar jalan sehingga tidak perlu membebaskan lahan.

Pengeboran tiang pancang akan dilakukan pada malam hari sehingga tidak menyebabkan kemacetan. "Sistem pembangunannya tidak akan mengganggu seperti mass rapid transit (MRT) yang memakan jalan. Kalau kami akan kerja malam hari pukul 22.00 hingga 05.00 pagi. Paginya sudah tidak ada material tetapi tiang pancang sudah berdiri," ucapnya.

Djoni mengatakan nantinya tiang pancang Metro Kapsul tidak akan menggunakan tiang monorel karena jalur Metro Kapsul ini berbeda dengan jalur monorel.

"Banyak jalur di Jakarta yang bisa digunakan Metro Kapsul. Jalurnya belum ditentukan Pak Gubernur, tetapi kami tawarkan dari jalur parkir timur Senayan hingga ke Cengkareng sepanjang kurang lebih 30 Kilometer dan dalam kurun waktu 2 tahun" tuturnya.

Metro Kapsul, menurutnya, dapat mengurangi kemacetan warga dari Bandara menuju ke Kota maupun arah sebaliknya. Dalam satu hari, lanjutnya, ada sekitar 70.000 ribu orang yang datang dan pergi menuju Bandara dan metro kapsul ini dapat mengangkut sekitar 20.000 hingga 30.000 orang.

Djoni menambahkan Metro Kapsul dapat menampung sekitar 19.000 ribu per jam lebih banyak dibandingkan monorel yang hanya menampung 16.000 ribu per jam.  Rencananya, tarif tiketnya sebesar Rp10.000 per orang.

Pembangunan Metro Kapsul, ujar Djoni akan menggandeng empat hingga lima perusahaan lokal yang akan berfokus pada teknologi, konstruksi jalan, prechase, dan pembuatan body.

"Ini produk karya anak bangsa harus bangga dong. Metro Kapsul sudah ada di Pabrik Subang, bulan depan akan dibawa ke Jakarta untuk diuji kelayakannya," kata Djoni.

Seperti diketahui, PT PRN merupakan perusahan bergerak dibidang manufacturing, yang memasok mesin khusus automotive sejak 1999.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper