Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi petani tebu menilai usulan harga patokan petani (HPP) gula dari Dewan Gula Indonesia (DGI) sebesar Rp9.500/kg masih riskan. Idealnya HPP gula sebesar Rp10.600/kg.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikun menilai usulan HPP sebesar itu masih sangat riskan, artinya petani masih berpotensi merugi.
Alasannya, penentuan besaran itu didasarkan pada asumsi biaya tebang angkut sebesar Rp8.000/kuintalnya, padahal beban saat ini sudah mencapai Rp10.500/kuintalnya.
“Besaran ini masih mengkhawatirkan karena tidak semua rendemen petani mencapai itu bahkan banyak yang di bawah 7%,”katanya, Selasa (11/3/2014).
Lebih jauh, Sumitro menyebutkan HPP gula sangat mungkin diturunkan, asalkan rendemen tebu petani ditingkatkan. Dia mencontohkan jika rendemen tebu seperti Thaland yang mencapai 14%, sangat mungkin harga gula di bawah Rp6.000/kg.
Sumitro menduga rendahnya rendemen tebu disebabkan kurang efisiennya pabrik tebu yang ada saat ini. Karena itu, revitalisasi pabrik tebu harus segera dilakukan.