Bisnis.com, AMMAN—Kekeringan yang melanda Timur Tengah selama beberapa dekade berisiko meningkatkan harga pangan dunia.
Berbagai tingkat kemarau telah mengakibatkan kekeringan di hampir dua pertiga lahan pertanian terbatas di Suriah, Lebanon, Yordania, Palestina, dan Irak.
“Anda tidak akan bisa melihat lahan pertanian menjadi sekering ini pada 100 tahun yang lalu,” ungkap Mohammad Raafi Hossain, ekonom lingkungan Food and Agriculture Organisation, FAO, Jumat (7/3/2014).
Kekeringan telah merusak prospek panen sereal di Suriah dan beberapa lainnya di Irak.
Sejumlah negara bahkan telah mengalami tekanan akibat meningkatnya permintaan gandum dari pasar internasional.
Ahli dan konsultan FAO Nakd Khamis mengatakan pemerintah akan mengatasinya dengan mengimpor makanan pokok, padahal stok pangan dunia tengah berkurang dan permintaan semakin meningkat.
Secara langsung, hal tersebut akan membuat harga pangan dunia melesat tinggi.
Indeks Pengendapan Standar (Standard Precipitation Index/SPI) menunjukkan kawasan Timur Tengah telah mengalami musim hujan terendah sejak 1970.
Temuan tersebut merupakan bagian dari riset gabungan Drought Risk Management yang ditangani beberapa organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa, termasuk FAO, United Nations Development Programme , dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.