Bisnis.com, JAKARTA -Tahun 2014 yang merupakan tahun politik diperkirakan akan mendongkrak kebutuhan konsumsi minuman cepat saji hingga hingga 9% dibanding tahun 2013.
Pengusaha minuman ringan memperkirakan konsumsi air minuman siap saji di Indonesia tahun ini bisa mencapai 24 miliar liter, menyusul permintaan minuman ringan siap saji.
Minuman siap saji antara lain minuman teh dalam kemasan, minuman berkarbonasi atau soda, air minuman dalam kemasan dan di luar jenis itu berupa jus, kopi, susu dan isotonik.
”Kami tetap optimistis tumbuh 9%. Konsumsi masyarakat akan bertambah di tahun politik, maka kami terus genjot produksi,” papar Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan, ASRIM, Triyono Prijosoesilo kepada Bisnis, Minggu (23/2/2014).
Kendati mengalami kenaikan produksi tahun ini, Triyono memperkirakan laba yang diperoleh pelaku usaha terlalu tipis.
Pasalnya, kenaikan listrik bagi industri dan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sangat berdampak pada industri ini.
”Mau tidak mau pengusaha tetap memproduksi walau pun marginnya tipis,” ujarnya.
Pihaknya mengharapkan pemerintah menyadari kondisi ekonomi domestik yang kian terpuruk karena beragam faktor.
Langkah yang seharusnya dilakukan, kata dia, adalah menunda kenaikan TDL bagi industri sedang dan besar yang rencananya diberlakukan bertahap mulai Mei 2014.
”Apalagi bahan baku kemasan minuman sebagian besar masih impor. Kami beli bahan baku impor dengan dolar tapi harus menjual dalam rupiah. Kondisi ini makin memusingkan pelaku industri,” terangnya.
Produksi Minuman Ringan
Tahun Total(Miliar Liter) |
2009 16,34 |
2010 17,53 |
2011 18,86 |
2012 20,36 |
2013 22,05 |
2014* 24 |
Sumber: ASRIM, diolah.
Keterangan *: perkiraan