Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil MRV 3 Tahun, Lahan Gambut Bisa untuk Tanaman Industri

Kementerian Kehutanan melakukan publikasi terbuka hasil MRV (measurement, reporting, verification) selama 3 tahun pada pengelolaan ekohidro konsesi hutan tanaman industri (HTI) RAPP di Semenanjung Kampar. Bambang mengatakan hasil MRV tersebut merupakan bukti yang kuat untuk menjawab kekhawatiran soal pemanfaatan lahan gambut yang selama ini dituding tidak ramah lingkungan.
Ilustrasi/bisnis.com
Ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, PEKANBARU--Kementerian Kehutanan menyatakan hasil pengukuran, pelaporan, dan verifikasi terhadap pengelolaan konsesi hutan tanaman industri di Semenanjung Kampar oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menunjukan bahwa lahan gambut bisa digunakan untuk industri kehutanan dengan menerapkan teknologi ekohidro.        

Kementerian Kehutanan melakukan publikasi terbuka hasil  MRV (measurement, reporting, verification) selama 3 tahun pada pengelolaan ekohidro konsesi hutan tanaman industri (HTI) RAPP di Semenanjung Kampar. Bambang mengatakan hasil MRV tersebut merupakan bukti yang kuat untuk menjawab kekhawatiran soal pemanfaatan lahan gambut yang selama ini dituding tidak ramah lingkungan. 

"Dengan MRV yang dilakukan tim pakar independen ini, pengelolaan lahan gambut bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," kata Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kemenhut Bambang Hendroyono di Pekanbaru, (14/2).

Kemenhut membentuk tim pakar pada Juni 2010 yang terdiri atas akademisi untuk melakukan pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (MRV) pada areal HTI RAPP yang menerapkan teknologi ekohidro di Semenanjung Kampar, Riau.
        
Menurut Bambang, teknologi tersebut akan didorong untuk diterapkan lebih luas di masa yang akan datang. Teknologi tersebut bertujuan menjaga muka air (water level) gambut sehingga kelembabannya terjaga dengan cara pembuatan dam pada kanal gambut.
        
Apalagi, lahan gambut di Indonesia mencapai 21 juta hektare, dan  4 juta hektare diantaranya berada di Riau.
        
"Pengelolaan hutan tanaman secara lestari pada hutan produksi adalah salah satu tujuan pembangunan kehutanan nasional," ujarnya.
        
Ketua tim pakar Profesor Budi Indra Setiawan menyatakan penilaian dilakukan enam bulan sekali dan dilaporkan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
        
Aspek-aspek dalam MRV mencakup sosial ekonomi, biofisik, dan keanekaragaman hayati yang ditetapkan ke dalam 19 indikator.
        
Dia memaparkan penerapan teknologi ekohidro berhasil mendongkrak pertumbuhan kayu, mencegah penurunan lahan gambut, mencegah kebakaran, menekan dan menyerap emisi gas rumah kaca, yang pada akhirnya mendukung sosial ekonomi disekitarnya.
        
Guru Besar Sumberdaya Lahan dari Universitas Lampung Muhajir Utomo yang merupakan salah satu anggota Tim MRV, menyatakan bahwa dari pengukuran secara terus-menerus selama tiga tahun pada berbagai peruntukan lahan di HTI seperti di tanaman akasia, kawasan lindung, kawasan tanaman unggulan setempat dan kawasan tanaman kehidupan, laju penurunan lahan gambut atau subsidensi terkontrol masih dibawah ambang batas yang di tetapkan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper