Bisnis.com, SURABAYA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyarankan agar pabrik gula (PG) BUMN memberikan bibit unggul bagi petani tebu seiring dengan target produksi gula 1,8 juta ton tahun ini.
“Sekarang ini sedang dirumuskan detail pemberian bibit unggul, tentu berbeda daerah akan berbeda jenisnya,” kata Dahlan usai memimpin Rapat Koordinasi BUMN Gula, di Surabaya, Kamis (13/2/2014).
Dia mengatakan pemberian bibit gratis ini maksudkan agar tebu yang dihasilkan mampu memasok kebutuhan saat musim giling gula tahun ini tiba. Selama ini, pemberian bibit unggul kepada petani hanya dilakukan PT Perkebunan Nusantara XI dengan porsi 50% dan oleh Kementerian Pertanian.
“Pemberian pupuk organik juga harus dilakukan, lalu prosentase panen awal, panen tengah dan panen akhir juga harus dirumuskan. Ini teknis sekali,” imbuhnya.
Dahlan mengungkapkan, produksi gula BUMN pada 2013 memang menurun karena anomali cuaca yang menyebabkan keterlambatan musim giling.
“Dari segi musim, tahun kemarin memang begitu jelek. Tahun ini mungkin ramalannya agak kering, jadi mungkin lebih baik dari tahun lalu,” ujarnya.
Adapun produksi gula nasional pada 2013 adalah 2,5 juta ton, sebanyak 1,5 juta ton di antaranya merupakan produksi dari BUMN dengan produsen gula terbesar yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dengan capaian produksi 485.000 ton.
Untuk itu, tahun ini BUMN gula menargetkan produksi gula 1,8 juta ton atau naik 20% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu.
Direktur Utama PTPN X Subiyono mengatakan salah satu poin dalam rakor BUMN gula yang paling krusial adalah dorongan untuk melakukan mekanisasi pertanian dan pengaturan pola tanam yang disiplin.
"Pola tanam masa awal, tengah, akhir harus ketat agar bahan baku tebu memenuhi syarat manis, bersih, segar (MBS)," katanya.
Dia menambahkan, pabrik gula (PG) juga harus leih efisien agar bisa menekan biaya pokok produksi, sehingga petani dan PG memperoleh keuntungan. Salah satunya memanfaatkan ampas tebu untuk bahan bakar untuk menggerakan mesin boiler.
"PG yang bisa menghasilkan ampas tebu secara optimal berarti proses gilingnya lancar. PG yang bisa menghasilkan ampas tebu juga menunjukkan bahan baku tebunya berada pada fase pemanenan yang tepat alias sudah tua (masak)," jelasnya.
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengatakan kendala lain yang dihadapi untuk menggenjot produksi gula adalah tenaga kerja tebang angkut yang semakin berkurang.
“Mencari tenaga tebang angkut tebu sangat sulit, sekarang mereka tidak lagi tertarik untuk menjalani pekerjaan itu, orang-orang muda lebih tertarik jadi buruh di pabrik,” katanya.
Selain itu, penataan jalur transportasi dari lahan tebu ke pabrik belum memadai serta kultur petani di Jawa Barat yang masih tradisional dan tidak peduli terhadap kebersihan tebu dapat mempengaruhi kualitas rendemen.