Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Tanah Diredam, Rumah Bersubsidi Bisa Meningkat 20%

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) memprediksi pengembangan rumah bersubsidi dapat meningkat 20% pada 2014 menyusul efektifnya upaya pemerintah dalam meredam kenaikan harga tanah.
Pengembangan rumah bersubsidi diperkirakan meningkat 20%. / Bisnis.com
Pengembangan rumah bersubsidi diperkirakan meningkat 20%. / Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) memprediksi pengembangan rumah bersubsidi dapat meningkat 20% pada 2014 terkait dengan efektifnya upaya pemerintah dalam meredam kenaikan harga tanah.

Ketua Umum DPP Apersi Eddy ganefo menuturkan beberapa kebijakan antara lain kebijakan Bank Indonesia dalam surat edaran No. 15/40/DKMP yang mulai berlaku pada 30 September 2013 dalam mengatur penjualan rumah dengan sistem pesan (inden) serta pembatasan uang muka (loan to value) bagi pengajuan KPR kedua dan seterusnya berhasil dalam mengerem kenaikan harga tanah.

“Dengan begitu kebijakan tersebut menjadi salah satu faktor yang mendukung peningkatan pengembangan dan penyaluran rumah bersubsidi,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Senin (20/1).

Lebih lanjut dia menyatakan rencana kenaikan harga rumah bersubsidi pada 2014 juga akan memberikan keuntungan bagi pengembang. Apalagi, imbuhnya, kenaikan batas penghasilan bagi konsumen rumah bersubsidi akan menambah segmen pasar baru.

“Aturan lain, lumayan cukup bagus, seperti tidak ada lagi batasan pengembangan tipe 36. Dan harga terbaru serta peningkatan batasaan konsumen,” jelasnya.

Sebelumnya, Eddy menuturkan Apersi menargetkan pengembangan rumah sederhana tapak mencapai 100.000 unit pada 2014. Sebagian dari target rumah sederhana tersebut, jelasnya, akan dikembangkan di pulau Jawa.

Sedangkan sisanya akan tersebar terutama di pulau Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Dengan tidak adanya regulasi yang menghambat, Eddy mengatakan pihaknya optimistis dapat memenuhi target pengembangan pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper