Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Mesin Dalam Negeri Belum Jadi Prioritas

Pelaku usaha industri mesin dalam negeri meminta pemerintah memberikan prioritas kepada industri mesin guna meningkatkan kinerja industri yang selama ini sulit berkembang.
Pemerintah perlu memperkuat industri mesin dalam negeri agar bisa bersaing di pasar global, terutama Asean. /bisnis.com
Pemerintah perlu memperkuat industri mesin dalam negeri agar bisa bersaing di pasar global, terutama Asean. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha industri mesin dalam negeri meminta pemerintah memberikan prioritas kepada industri mesin guna meningkatkan kinerja industri yang selama ini sulit berkembang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) penurunan ekspor nonmigas pada November 2013 paling besar terjadi pada ekspor mesin/peralatan listrik senilai US$138,1 juta (14,70%) dibandingkan dengan Oktober 2013. Sedangkan sepanjang Januari-November 2013, ekspor mesin/peralatan listrik turun sebesar US$401 juta (4%) dibandingkan dengan periode yang sama 2012.

Pada sisi lain, impor barang mesin/peralatan listrik/mekanik pada November 2013 meningkat 2,02% dibandingkan dengan Oktober 2013. Adapun nilai impor pada November 2013 senilai US$2,45 miliar. Nilai impor barang mesin ini merupakan impor nonmigas terbesar pada November 2013.

Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia Dasep Ahmadi mengatakan kondisi seperti ini, dimana ekspor terus turun dan impor meningkat, akan terjadi pada 2014. Pasalnya, pemerintah belum menjadikan industri mesin sebagai sektor industri prioritas.

“Pemerintah fokus pada produk yang berhubungan langsung dengan konsumen, tetapi tidak pada sektor mesin. Ke depan, impor akan naik terus,” kata Dasep ketika dihubungi Bisnis, Selasa (7/1/2013).

Hal yang sama juga terjadi pada ekspor. Dasep mengatakan ekspor mesin/peralatan listrik akan terus turun lantaran pasar dalam negeri belum bisa bersaing, termasuk dengan China dan India. Padahal, seharusnya Indonesia mampu bersaing dengan kedua negara tersebut.

“Seharusnya pemerintah memperkuat industri mesin dalam negeri agar bisa bersaing di pasar global, terutama Asean. Tetapi yang terjadi saat ini, malah dalam negeri sulit bersaing, barang dalam negeri sulit sekali masuk ke pasar China dan India,” tambah dia.

Menurutnya, bila pemerintah tidak menjadikan industri mesin sebagai industri prioritas, maka kinerjanya akan sulit tumbuh dan memiliki daya saing. Bisa dipastikan, semakin lama nilai impor untuk sektor ini akan melambung dalam beberapa tahun ke depan.

Salah satu solusi yang bisa membuat kinerja industri ini membaik adalah dengan mengenakan bea masuk pada beberapa jenis mesin. Pemerintah diharapkan bisa segera melakukan verifikasi jenis barang apa saja yang bisa dikenakan bea masuk. “Sekarang ini industri ini di dalam ngeri tidak bagus, begitu juga di luar, pemerintah setidaknya bisa menerapkan bea masuk 10% pada jenis mesin tertentu, misalnya mesin bubut manual. Ini agar barang impor yang masuk juga bisa terkendali.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper