Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Pangan Pada 2014 Masih Tetap Tinggi

Penahanan laju impor bahan pokok masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah tahun ini.
Daging Sapi Segar/Antara
Daging Sapi Segar/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Penahanan laju impor bahan pokok masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah tahun ini.

Apalagi, hal itu bersamaan dengan akselerasi pertumbuhan permintaan dalam negeri yang kini tidak lagi terpusat pada kota besar.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan beban tugas yang paling utama untuk kinerja perniagaan 2014 tertumpu pada pengendalian inflasi.

Hal itu disebabkan karena kekuatan konsumen domestik masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi.

“Keragaman konsumsi dalam negeri ini cukup luas. Kami memperhitungkan konsumsi dalam negeri akan bertumbuh antara 7%-19% dengan range yang lebar, mulai dari produk makanan, elektronik, perumahan, kosmetik, garmen, alas kaki, dan sebagainya,” katanya, Selasa (7/1).

Akibat sulitnya tantangan pengendalian inflasi tersebut, Bayu mengungkapkan berbagai kebutuhan pokok terpaksa akan terus diimpor tahun ini karena respons suplai belum mampu mengejar pertumbuhan permintaan di Tanah Air.

“Kalau untuk kebutuhan pokok, yang masih tetap menjadi tantangan pada 2014 bagi kami adalah produk hortikultura dan daging sapi. Hortikultura sangat sensitif dengan cuaca ekstrim, sedangkan sapi masih terkait kurangnya tingkat populasi agar pasokan naik.”

Serupa dengan pendapat Bayu, Menteri Pertanian Suswono mengakui tekanan impor pangan menjadi ancaman serius terhadap produksi pertanian dalam negeri. Untuk itu, tahun ini pemerintah akan mengupayakan pemacuan produksi untuk mengejar angka permintaan.

Suswono mengatakan Indonesia masih akan mengimpor kedelai, daging sapi, dan gula tahun ini, tapi volumenya akan dikurangi. Untuk menahan laju impor bahan pokok, pihak Kementan akan mengupayakan pengawasan cermat terhadap keamanan pangan dalam negeri.

“Kami memang terikat perdagangan internasional, jadi yang bisa dilakukan Kementan adalah memperketat keamanan pangan, karena kami tidak bisa melakukan proteksi. Nanti bisa jadi dispute. Jadi, solusinya adalah pengetatan pengawasan itu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper