Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahaya, Pertanian Pangan Mulai Ditinggalkan

Petani mulai meninggalkan sektor pertanian pangan dan mulai melirik perkebunan sebagai mata pencaharian.
Petani padi/Bisnis.com
Petani padi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Petani mulai meninggalkan sektor pertanian pangan dan mulai melirik perkebunan sebagai mata pencaharian.

Hal tersebut dikarenakan sektor perkebunan dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan sektor pangan.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan dalam rangking tingkat kesejahteraan petani, petani kebun terutama petani kelapa sawit dan karet merupakan petani yang paling sejahtera, disusul peternak, petani hortikultura, kemudian nelayan dan yang terakhir petani pangan.

“Petani tertarik ke perkebunan karena lebih stabil, sementara di tanaman pangan, petani lokal harus berhadapan dengan produk impor yang harganya murah,” katanya, Senin (6/1/2014).

Winarno menyebutkan saat ini luas perkebunan rakyat sudah melebihi 9 juta ha, sementara luas lahan untuk tanaman pangan hanya 7,8 juta ha. Artinya, sektor perkebunan dinilai semakin menjanjikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis awal bulan ini sepertinya medukung kondisi tersebut, NTP subsektor tanaman pangan pada Desember 2013 turun 0,22% dibanding bulan sebelumnya, dari 100,47 menjadi 100,24. Sementara NTP subsektor perkebunan naik 1,34% dari 99,55 menjadi 100,88.
Secara umum NTP sepanjang 2013 turun 0,53%, subsektor tanaman pangan mengalami penurunan terbesar (1,24%).

Sementara itu, upah rata-rata buruh tani pada Desember 2013 secara nominal naik 2,55% dibanding upah pada November 2013 , yaitu dari Rp. 42.480 menjadi Rp.43.562 per harinya.

Meskipun demikian, secara riil upah tersebut hanya naik 0,48% dibandng November 2013, yatu dari Rp.27.065 menjadi Rp.27.646 per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper