Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung merger antara PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Dengan lead berada di anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan pihaknya bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Pertagas dan PGN tengah menyusun roadmap sumber pasokan gas.
Dari pemetaan tersebut akan diketahui berapa banyak konsumen yang menggunakan gas di Indonesia.
“Merger itu bagus, hal itu akan ada kepastian dalam mempercepat membangun pipa-pipa gas,” ujarnya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Selasa (26/11/2013).
Pertamina sebelumnya tengah menyelesaikan kajian detail mengenai merger antara dua badan usaha milik negara tersebut. Perusahaan hasil merger ini akan menjadi anak perusahaan Pertamina.
Merger antara Pertamina dan PGN merupakan langkah strategis bagi Pertamina dalam menerapkan skema open access pada pipa gas yang dibangun.
Pada 19 November lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan telah memanggil kedua direksi perusahaan pelat merah itu dalam menyelesaikan permasalahan persinggungan pipa gas.
Merger antara Pertagas dan PGN diharapkan dapat mendukung rencana open access. Dengan cara tersebut, industri hilir gas akan lebih efisien dan harga gas juga akan lebih layak bagi konsumen.
Susilo mengatakan penerapan open access ini memungkinkan untuk membangun pipa di daerah yang ekonomis. Di samping itu, daerah yang tidak ekonomis akan dicarikan alternatif seperti menggunakan FSRU atau menggunakan CNG.
Pelaksanaan program tersebut memerlukan kerja sama antara Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN sehingga mendapatkan pemetaan yang baik.
Sebelumnya, Ali Mundakir, Vice President Corporate Communi cation Pertamina, mengatakan perseroan telah menyelesaikan kajian detail mengenai merger antara PGN dengan Pertagas pada 2012.
Hasil kajian itu pun telah diberikan kepada pemegang saham pada akhir tahun lalu, tetapi belum dapat dilaksanakan hingga saat ini.
“Perusahaan hasil merger ini akan menjadi anak perusahaan Pertamina. Upaya itu untuk memperkuat industri gas nasional, sehingga bisa memperkuat ketahanan energi nasional,” katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mewacanakan akuisisi saham PGN oleh Pertamina. Sebagai pemegang saham, Menteri BUMN yang saat ini dijabat Dahlan Iskan memang berhak untuk memutuskan beberapa langkah strategis Pertamina.
Ali menuturkan merger antara kedua perusahaan hilir gas itu merupakan langkah strategis bagi perseroan. “Pertamina akan menerapkan skema open access pada seluruh pipa gas yang dibangun, baik oleh dua entitas bisnis sebelum merger, maupun setelah langkah bisnis itu diambil,” ujarnya.