Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mendukung merger antara PT Pertamina Gas (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan pihaknya bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Pertagas dan PGN tengah menyusun road map sumber pasokan gas. Dari pemetaan tersebut akan diketahui berapa banyak konsumen yang menggunakan gas di Indonesia.
"Merger itu bagus, hal itu akan ada kepastian dalam mempercepat membangun pipa-pipa gas," ujarnya hari ini Senin (25/11/2013).
Pertamina sebelumnya tengah menyelesaikan kajian detail mengenai merger antara dua badan usaha milik negara tersebut. Perusahaan hasil merger ini akan menjadi anak perusahaan Pertamina.
Merger antara Pertamina dan PGN merupakan langkah strategis bagi Pertamina dalam menerapkan skema open access pada pipa gas yang dibangun. Pada 19 November lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan telah memanggil kedua direksi perusahaan pelat merah itu dalam menyelesaikan permasalahan persinggungan pipa gas.
Merger antara Pertagas dan PGN diharapkan dapat mendukung rencana open access. Dengan cara tersebut, industri hilir gas akan lebih efisien dan harga gas juga akan lebih layak bagi konsumen.
Susilo mengatakan penerapan open access ini memungkinkan untuk membangun pipa di daerah yang ekonomis. Di samping itu, daerah yang tidak ekonomis akan dicarikan alternatif seperti menggunakan FSRU atau menggunakan CNG. Pelaksanaan program tersebut memerlukan kerja sama antara Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN sehingga mendapatkan pemetaan yang baik. (Lukas Hendra)