Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peminat Rumah Bersubsidi Melonjak

Kementerian Perumahan Rakyat mengungkapkan peminat rumah bersubsidi semakin meningkat. Hal itu terlihat dari kegiatan pameran di 10 kota yang menunjukkan angka permintaan cukup tinggi.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, TASIKMALAYA--Kementerian Perumahan Rakyat mengungkapkan peminat rumah bersubsidi semakin meningkat. Hal itu terlihat dari kegiatan pameran di 10 kota yang menunjukkan angka permintaan cukup tinggi.

Kepala BLU Kemenpera DT Saraswati mengatakan pameran tersebut rata-rata dikunjungi 2.000-3.000 peminat per hari, dengan transaksi mencapai 9.941 unit atau nilainya mencapai Rp862 miliar per hari.

"Dari perhitungan terlihat peningkatannya mencapai 40.000 peminat. Selama pameran transaksi sebanyak 68.120 unit, dan 2 bulan berikutnya mencapai 80.569 unit, atau 67% dari target 121.000 unit," ungkapnya saat pembukaan Expo BLU Perumahan Kemenpera di Tasikmalaya, Kamis (21/11/2013).

Saras mengatakan jumlah pasokan rumah yang tersedia mencapai 55.000 unit di lima kota. Saat pameran di Serang diikuti 28 pengembang dan 7 bank pendukung. Di Cirebon diikuti 31 pengembang dan 7 bank, Bekasi 40 pengembang 7 bank, Pekanbaru 30 pengembang dan 6 bank, Tasikmalaya 27 pengembang dan 6 bank.

Menurutnya, pengembang tersebut harus benar-benar menjual rumah sesuai harga yang ditetapkan pemerintah sebagai salah satu syarat menjual rumah bersubsidi melalui KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Masyarakat juga jangan khawatir mengambil rumah murah dalam ajang pameran karena para pengembang diminta membangun rumah dengan syarat yang ketat. Pengembang harus sudah berizin, sertifikat harus berbentuk SHGB induk atas nama pengembang, juga pengembang harus memiliki stok rumah hingga akhir Desember," ujarnya.

Dia mengungkapkan anggaran pembiayaan rumah bersubsidi tahun 2013 yang dikelola BLU Perumahan sebesar Rp7,2 triliun. Jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan perumahan rakyat yang pada 2010 saja mencapai 13,6 juta unit.

Tahun ini kebutuhan rumah baru bisa mencapai 15 juta unit, dengan asumsi kebutuhan rumah baru untuk pasangan baru sebanyak 800.000 unit per tahun.

"Kuota alokasi dana untuk Kemenpera hanya 120.000-130.000 unit. Dengan bantuan FLPP tersebut, masih belum bisa memenuhi kebutuhan rumah yang semakin cepat. Demikian juga pembangunan rumah swadaya belum bisa menutup backlog. Paling untuk setahun hanya memenuhi rata-rata 220.000-250.000 unit," ungkapnya.

Pada perkembangan terpisah, Sedikitnya 4.000 rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Wilayah III Cirebon laku terjual hingga pertengahan November 2013.

Realisasi tersebut membuat target penyerapan rumah bersubsidi yang dipatok pengembang tinggal 20% dari total target 5.000 rumah sepanjang 2013.

REI Komisariat Cirebon terus mendorong para pengembang rumah bersubsidi di Wilayah III Cirebon yang meliputi Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Majalengka dan Indramayu agar memacu penjualan rumah bersubsidi hingga akhir tahun sehingga target penyerapan rumah bersubsidi bisa genap 5.000 unit hingga akhir 2013.

KENDALA AKSES INFORMASI

Ketua Realestate Indonesia (REI) Komisariat Cirebon Wawan Setiawan mengatakan masalah akses informasi menjadi kendala utama dalam penyerapan rumah bersubsidi karena masih banyak masyarakat yang belum tahu adanya program pemerintah yang memberikan subsidi (bunga tetap 7,25% maksimal KPR 20 tahun) untuk kepemilikan rumah (program KPR-FLPP Kemenpera).

Dia menuturkan adapun kendala yang dihadapi para  pengembang dalam menyediakan rumah bersubsidi adalah sulitnya mencari lahan yang sesuai baik dari aspek lokasi maupun harga agar rumah bersubsidi yang buat benar-benar layak dan terjangkau.

"Kami optimistis target penyerapan 5.000 rumah bersubsidi bisa tercapai hingga akhir 2013, apalagi ada stimulus dari Kemenpera yang menggelar pameran rumah rakyat di Cirebon," katanya.

Wawan mengungkapkan dengan adanya pameran rumah rakyat (rumah bersubsidi) yang digelar 20-24 Nopember 2013 oleh Kemenpera, pihkanya menargetkan bisa menjual 1.000 unit rumah bersubsidi karena dari aspek publikasi dirasa telah maksimal dan sampai ke sebagian besar kalangan masyarakat.

"Sejumlah bank umum juga antusias mengikuti pameran ini, ada kemungkinan pasar rumah komersial [LTV] mulai lesu paska penaikan BI Rate sehingga perbankan ramai-ramai menggarap rumah bersubsidi," ujarnya.

Pada saat yang sama, Staff BLU Pusat Pembiayaan Perumahan dan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Aryana menambahkan pameran rumah rakyat digelar di 5 kota, Cirebon, Serang, Bekasi, Tasikmalaya, selama 20-24 Nopember 2013, dan Pekanbaru 27 Nopember-1 Desember 2013.

"Target penyerapan rumah sepanjang 2013 oleh Kementerian Keuangan dan Kemenpera sebanyak 120.000 unit rumah, dan saat ini tercapai antara 75.000 rumah," tambahnya.

Aryana mengatakan dengan adanya pameran rumah murah yang digelar di sejumlah daerah diharapkan dapat memuluskan target penyaluran rumah bersubsidi dengan sisa target sekitar 40.000 rumah yang harus tersalurkan hingga akhir tahun ini.

"Program rumah murah ini merupakan program pro rakyat agar kepemilikan rumah bagi masyarakat MBR mudah memiliki rumah," katanya (Anep Paoji)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maman Abdurahman
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper