Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Pasar Properti Asia Pasifik 2014 Diprediksi Turun

Pertumbuhan pasar properti di Asia Pasifik diprediksi mengalami perlambatan pada 2014 seiring dengan kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Perkiraan tersebut melanjutkan tren perlambatan pasar sejak pertengahan 2013.

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan pasar properti di Asia Pasifik diprediksi mengalami perlambatan pada 2014 seiring dengan kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Perkiraan tersebut melanjutkan tren perlambatan pasar sejak pertengahan 2013.

Associate Director Knight Frank-Indonesia Hasan Pamudji mengatakan secara umum kondisi ekonomi negara-negara Asia Pasifik masih akan mengalami perlambatan pada tahun depan. Keadaan tersebut, jelasnya, tentu memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor properti.

“Keadaan ekonomi menjadi faktor utama yang berdampak bagi pasar properti masing-masing negara Asia Pasifik. Quantitative easing dan tekanan dollar cenderung melemahkan ekonomi dan tentunya properti. Jadi tetap tumbuh, walau menurun,” katanya kepada Bisnis Selasa (19/11/2013).

Kendati begitu, dia menerangkan perlambatan pasar properti pada 2014 tersebut tidak dapat disamaratakan di seluruh negara Asia Pasifik. Menurutnya, terdapat beberapa negara yang akan cenderung mengalami penurunan.

Dia menyebutkan Singapura dan Hong Kong akan cenderung mengalami penurunan pertumbuhan properti akibat penerapan regulasi oleh pemerintah untuk meredam aksi para spekulan. Untuk Singapura, lanjutnya, penurunan harga hunian mewah juga akan terjadi pada 2014.

“China masih sedikit kuat. India akan menurun. Singapura Hong Kong agak sulit, cenderung menurun sejak adanya aturan untuk colling down. Ini untuk menekan spekulator,” ujarnya.

Walaupun demikian, Hasan menjelaskan Singapura dan Hong Kong sebenarnya masih menjadi tujuan utama para pemilik modal sebab kedua negara tersebut menjadi tempat yang aman untuk berinvestasi.

“Tetap dicari sebab Singapura adalah safe haven. Ramah pajak,  likuduitas, keamanan sangat baik,” tambahnya..

Sebelumnya, di tengah tren positif peningkatan nilai investasi real estate di wilayah lain, pasar properti Asia Pasifik justru mengalami perlambatan pada kuartal III (Q3) 2013. Lembaga riset properti internasional Jones Lang LaSalle, melalui penelitian Capital Markets, menyatakan volume investasi real estate komersial di Asia Pasifik hanya mencapai mencapai US $ 23 miliar.

Jumlah total investasi tersebut hanya meningkat sebesar 1% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012. Bahkan pencapaian tersebut mengalami penurunan sebesar 30% dibandingkan dengan Q2 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper