Bisnis.com, SURABAYA - Kementerian Perdagangan menegaskan tidak akan mengkaji ulang kerja sama perdagangan dengan Australia menyusul memanasnya hubungan bilateral kedua negara setelah terkuaknya aksi penyadapan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2012.
"Penyadapan merupakan pengkhianatan dan harus diambil tindakan. Namun kerja sama perdagangan diharapkan tidak terganggu akibat dampak dari aksi penyadapan itu," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Nilai perdagangan Indonesia dengan Australia US$11-US$12 miliar tahun. Meski nilainya tinggi, neraca perdagangan RI dengan Australia itu masih defisit.
"Kalau mau mikir kasar, seperti setop impor sapi, siap enggak? Sebab Indonesia tidak bisa mengimpor dari setiap negara terkait penyakit kuku dan mulut," katanya di Surabaya, Selasa (19/11/2013).
Dia menggambarkan kalau bisa impor dari Amerika Serikat misalnya akan mempengaruhi harga jual daging. Terlebih kebutuhan sapi di Indonesia diprediksi 3,5 juta sampai 4 juta ekor sapi pada 2014.
"Kenaikan konsumsi setiap tahun 15%, apa cukup kalau tidak impor".
Dia mengingatkan tugas berat pemerintah yakni menjaga kedaulatan pangan. "Sehingga saat ada suhu politik yang memanas, kepentingan nasional tidak tersandera".