Bisnis.com, MEDAN--Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) telah memberikan sertifikat untuk 850.000 hektare lahan sawit di Indonesia atau 48% dari 1,8 juta ha lahan di seluruh dunia.
Indonesia tercatat sebagai penerima sertifikat RSPO terluas di dunia meskipun masih terbilang sedikit dibandingkan total luas lahan sawit di Tanah Air yang mencapai 9 juta ha.
Dari 850.000 Ha perkebunan kelapa sawit yang mendapat sertifikat itu dimiliki oleh 38 perusahaan perkebunan.
Perusahaan tersebut antara lain berada di Sumatra Utara seperti Bakrie Sumatra Plantation, London Sumatra Plantation, Asian Agri, Musim Mas, Sinar Mas, Austindo Nusantara Jaya Agri, Tolan Tiga, PTPN III, PTPN IV dan Wilmar.
Desi Kusumadewi, Direktur RSPO Indonesia, mengatakan sebagai produsen sawit terbesar di dunia bersama Malaysia, Indonesia berkomitmen terus meningkatkan sertifikasi RSPO.
Menurutnya RSPO memiliki tujuan untuk mempromosikan praktik produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) berkelanjutan. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi deforestasi, melestarikan keanekaragaman hayati dan menghargai kehidupan masyarkat di negara-negara penghasil CPO.
Anggota RSPO menjamin tidak adanya hutan primer baru ataupun kawasan yang bernilai tinggi lainnya dikorbankan untuk perkebunan kelapa sawit.
RSPO secara proaktif telah terlibat dengan petani kelapa sawit, pengolah sawit, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan investor untuk bekerjasama menuju pasokan minyak sawit global yang diproduksi dengan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan.
"Hal ini juga yang membuat lahan sawit yang sudah RSPO terus meningkat dari hanya 100.000 Ha pada tahun 2008 menjadi 1,8 juta Ha hingga Juli 2013," paparnya, Senin malam (11/11/2013).
Dia menuturkan masih banyaknya kampanye hitam pada industri kelapa sawit hingga saat ini terutama dari Eropa memerlukan kerja sama dari semua pemangku kebijakan.
Hingga Juli 2013, produksi CPO dunia mencapai 9 juta ton yang tersebar di berbagai negara penghasil utama.
Pada September 2013, Indonesia tercatat sebagai produsen CPO terbesar dengan menghasilkan 4,3 juta ton atau 48% produksi dunia.
RSPO mencatat dari 1.300 anggota di seluruh dunia, Indonesia menempati urutan terbanyak ketiga dengan 110 perusahaan setelah Jerman dan Inggris. Malaysia yang juga produsen terbesar CPO menempati urutan keempat.
Adapun untuk pabrik kelapa sawit (PKS) yang mendapat sertifikat RSPO sebanyak 212 PKS di dunia. Sebanyak 44 PKS diantaranya berada di Indonesia.
Produk-produk yang sudah menggunaan bahan minyak kelapa sawit (CPO), kata dia, yang tersertikasi RSPO ditandai dengan logo RSPO berbentuk lingkaran bulat pelepah kelapa sawit. Jadi logo di produksi itu seperti logo produk halal.
“Kalau ada logo itu berarti bahan bakunya sudah bersertifikat RSPO,” paparnya. (ra)
RSPO Beri Sertifikat 850.000 Ha Lahan Sawit Indonesia
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) telah memberikan sertifikat untuk 850.000 hektare lahan sawit di Indonesia atau 48% dari 1,8 juta ha lahan di seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

6 jam yang lalu
Para Pembeli Emas Antam yang Masih Boncos Awal Mei 2025

19 jam yang lalu
Beda Arah BlackRock dan JP Morgan di United Tractors (UNTR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

30 menit yang lalu
Maruarar Akui Belum Ada Investasi Program 3 Juta Rumah yang Terealisasi

1 jam yang lalu
May Day: Serikat Buruh Minta Prabowo Naikkan Upah 10%
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
