Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Mal Baru Bersaing dengan Pemain Lama

Kategori mal lama dan mal baru di Jakarta dibedakan berdasarkan waktu beroperasinya. Salah satu pusat perbelanjaan yang terbilang baru adalah Lotte Shopping Avenue (LOVE) yang merupakan bagian dari Ciputra World 1. Mall tersebut baru diresmikan pada 22 Juni tahun ini sejak pembangunannya tahun 2009.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kategori mall lama dan mall baru di Jakarta dibedakan berdasarkan waktu beroperasinya. Salah satu pusat perbelanjaan yang terbilang baru adalah Lotte Shopping Avenue (LOVE) yang merupakan bagian dari Ciputra World 1. Mall tersebut baru diresmikan  pada 22 Juni tahun ini sejak pembangunannya tahun  2009.

Meskipun baru tahun ini beroperasi, LOVE menjadi destinasi belanja yang ramai pengunjung karena LOVE terintegrasi dengan beberapa bangunan seperti, gedung perkantoran Grade-A dengan nama DBS Bank Tower, Raffles Hotel Jakarta, Raffles Residences Jakarta, apartemen myHome, Ascott Jakarta Apartemen Service dan juga pusat kesenian modern Ciputra Artpreneur Centre.

Sugwantono Tanto, Direktur Ciputra Group mengatakan tidak ada bedanya antara mall lama dengan mall baru, yang telah lama beroperasi dengan yang baru saja beroperasi, karena tiap mall memiliki market sendiri-sendiri.

“Kalo marketnya sama, ya bagaimana cara berkompetisi satu sama lain, tetapi perlu diingat jika semua mall baik lama atau baru memiliki prinsip serupa yaitu menciptakan market,” katanya saat dihubungi Bisnis, Sabtu (9/11/2013).

Menurutnya, cara menciptakan market itu gampang-gampang susah, yaitu dengan mendefinisikan dari segi segmentasi, demografi, kebiasaan konsumen dan menyusun program-program marketing atau merchandise mix untuk menjaring market.

Setelah itu, hal yang harus dilakukan adalah mendesain catchment area atau area yang yang menarik populasi pengunjung dengan menghitung berapa besar populasi dan melihat profil konsumen. Tahap ini dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan dari bagaimana aspirasi yang dibutuhkan konsumen, bagaimana cara berbelanja konsumen dan apa yang mereka suka. Dari situlah dapat disusun merchandise mix tentang toko-toko atau tenant apa yang harus ada  dan barang-barang apa yang harus dijual.

Hal ini didukung juga dengan promosi melalui kegiatan atau event. Jika market suka dengan fesyen, maka promosi dilakukan dengan mengadakan fesyen show. Jika market adalah keluarga, maka akan dibuat promosi bertemakan family event.

Sugwantono mengungkapkan tidak semua populasi di catchment area adalah market yang terjaring. “Kami harus realistis dalam melihat segmen pasar, dan memikirkan orang diluar catchment area agar tertarik dengan LOVE,” katanya.

Hal ini dilakukan dengan menyediakan toko yang luar biasa menarik dan tidak dapat ditemui di tempat lain, sehingga orang hanya akan datang ke LOVE untuk datang dan mencari barang di toko tersebut.

“Kami memiliki UNIQLO, toko fesyen ritel milik Tadashi Yanai, orang terkaya di Jepang. Toko ini pertama kali menancapkan pasar di Indonesia, di Lotte Shopping Avenue.

Kedua adalah Theme Park Lollipop yang merupakan taman bermain anak-anak yang juga disediakan oleh LOVE.

Kedua tenant tersebut diyakini telah mampu menjaring konsumen lebih banyak karena merupakan ciri khas yang dimiliki LOVE.

Kiat bertahan yang dilakukan mall yang berlokasi di jalan Prof. Dr. Satrio ini adalah selalu melayani konsumen dengan baik mengingat konsumen memiliki sifat dinamis, bukan statis.

“Itu Pekerjaan Rumah (PR) kami untuk selalu menyesuaikan perkembangan selera konsumen,” ujarnya.

Pemilihan tenant juga merupakan salah satu kiat bertahan. Tidak semua tenant yang mampu membayar mahal akan diterima, hal ini disesuaikan lagi dengan market dan selera konsumen.

Tenant yang tepat untuk dipilih adalah tenant yang cocok dengan selera konsumen dan mendukung sustainability pusat perbelanjaan.

“Saat ini tingkat okupansi tenant yang sesuai sudah mencapai 90% hingga November,” katanya.

Mereka antara lain, Lotte Department Store, Ranch Market, Studio XXI, Lotte Duty Free, Theme Park Lollipop, Best Denki, UNIQLO, H&M, Guess, Nike, Outlive, Samwon Garden, Sushi Tei, Hide Yamamoto, Burger King, Johny Rockets, Caffe Bene, JJ Royal Brasserie, BACCO, Jittlada, Lotteria, Angel-in-Us, Breadlife, Ootoya, The Ori dan Food Avenue atau Food Court.

Perkembangan demi perkembangan juga terus dilakukan oleh Ciputra Group. Di bawah bendera CitraLand, telah terdapat 6 shopping centre, yaitu Mall Ciputra Jakarta, Mall Ciputra Semarang, Mall Ciputra Sraya Pekanbaru, Mall Ciputra World Surabaya, Mall Ciputra World Jakarta dan Mall Ciputra Cibubur.

Proyek pembangunan mall juga akan merambah 2 kota lagi yaitu Banjarmasin dan Tangerang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper