Bisnis.com, JAKARTA--Nilai ekspor produk kayu berdokumen verifikasi legal (V-Legal) menembus US$5 miliar pada awal November 2013.
Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Dwi Sudharto menuturkan total nilai ekspor produk kayu pada 4 November 2013 telah mencapai US$5 miliar. Adapun dari sisi volume, ekspor hasil kayu telah mencapai 6,59 juta ton.
"Dengan SVLK ekspor kita bisa meningkat. Sampai akhir tahun mungkin bisa US$6 miliar, karena nilai ekspor sekitar US$200.000-300.000 per hari," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.com, Senin (4/11/2013).
Nilai ekspor tersebut naik lebih dari 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagai gambaran, nilai ekspor produk kayu Januari-Oktober 2012 mencapai US$4,2 miliar, sedangkan pada sepuluh bulan pertama 2013 nilainya mencapai US$4,7 miliar.
"Prospek ekspor makin baik. Misalnya, importir Prancis itu membatalkan kontainer kayu dari China dan beralih untuk impor dari Indonesia karena kayu kita legal dan kita punya SVLK," tutur Dwi.
Nilai ekspor produk kayu yang mencapai US$5 miliar merupakan rekapitulasi dari 64.682 dokumen ekspor V-Legal dari 69 pelabuhan muat di Indonesia.
Merujuk data Kemenhut, lima negara tujuan ekspor produk kayu terbesar, yakni China US$1,40 miliar, Jepang US$874,81 juta, Korea Selatan US$378,22 juta, Amerika Serikat US$340,69 juta, dan Australia US$194,02 juta.
Adapun ekspor kayu ke kawasan Asia tercatat mencapai lebih dari 75% atau US$3,79 miliar dari total nilai ekspor produk kayu asal Indonesia US$5 miliar.
Secara kawasan, ekspor kayu ke Uni Eropa menempati posisi kedua setelah Asia dengan volume lebih dari 346.000 ton dan nilai ekspor US$480,86 juta.
Produk kayu yang paling banyak diekspor Indonesia berupa panel, bubur kertas, kertas, kayu pertukangan, dan furniture. Nilai ekspor free on board (FOB) panel hingga 4 November 2013 mencapai US$2,17 miliar, bubur kertas US$1,53 miliar, kertas US$698,67 juta, wood working US$538,39 juta, dan furniture US$38,32 juta.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto menilai prospek ekspor produk kayu Indonesia makin cerah seiring pengakuan SVLK oleh Uni Eropa.
"Data tersebut positif. Situasi ekonomi di Eropa yang agak membaik saya kira turut berpengaruh," ujarnya. (ra)