Bisnis.com,JAKARTA—Sedikitnya 15% produksi sawit dunia atau setara dengan 8,2 juta ton, sudah mendapat sertifikat RSPO (Roundtable Sustainable on Palm Oil) dengan luas lahan sekitar 2,2 juta hektare.
Rinciannya sekitar 48,2% kapasitas produksi minyak sawit bersertifikat RSPO tumbuh di Indonesia, diikuti dengan 43,9% dari Malaysia dan sisanya 7,9% berasal dari Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Thailand, Kamboja, Brasil dan Pantai Gading.
Dikutip dari situs resminya, RSPO merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan pemangku kepentingan dari seluruh dunia kedalam standar internasional minyak sawit berkelanjutan.
Para pemangku kepentingan tersebut terdiri dari tujuh tujuh sektor, yaitu produsen kelapa sawit, pedagang dan pengolah kelapa sawit, produsen produk-produk konsumen, ritel, perbankan dan investor, lembaga swadaya masyarakat pelestarian lingkungan, dan lembaga swadaya masyarakat untuk isu sosial dan pembangunan.
Sekjen RSPO Darrel Webber mengatakan sebagai sebuah skema internasional untuk komoditas global, RSPO selalu mengevaluasi standar yang menjadi acuannya, hal ini dilakukan untuk mempertahankan relevansi agar standar RSPO selalu ada digaris depan pendukung perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Keragaman dalam keanggotaan RSPO tercermin dalam struktur tata kelola di dalam RSPO dimana para anggota Dewan Eksekutif (Eksekutid Board) dan Kelompok Kerja (Working Group) merupakan wakil dari setiap sektor. (ra)