Bisnis.com, MEDAN - Pemindahan layanan kargo dari Bandara Internasional Polonia ke Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA) dipastikan akan berakibat pada lonjakan tarif cargo hingga 15%.
Khairul Mahalli, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Utara Bidang Logistik dan Multimoda, mengatakan pengoperasian KNIA yang akan menggantikan Bandara Polonia memang menambah kapasitas kargo sekitar 15%-20%.
Namun, tarif kargo diperkirakan juga meningkat 10%-15% akibat kenaikan sewa dan jauhnya jarak tempuh KNIA-Medan.
"Tentu kami meminta ada koordinasi antara penyedia jasa dan pengguna jasa cargo, dalam hal ini otoritas bandara sebagai regulator, PT Angkasa Pura II sebagai penyedia layanan dan pengusaha sebagai pengguna jasa," paparnya kepada Bisnis, Rabu (24/7/2013).
Saat ini, Maskapai Garuda Indonesia dan AirAsia telah menjadikan Medan sebagai bandara pengumpul (Hub) di bagian Barat Indonesia bagi pesawatnya. Secara otomatis pertumbuhan angkutan logistik akan terus berkembang.
Menurutnya, saat pindah ke KNIA bertepatan dengan menjelang lebaran. Dia memprediksi menjelang lebaran akan terjadi peak season yang kemudian dilanjutkan dengan menjelang Natal dan akhir tahun.
"Peak seasons secara otomatis kalau penumpang ada kenaikan, cargo juga akan naik," tuturnya.
Berdasarkan pengamatan Kadin Sumut, fasilitas di terminal cargo KNIA belum sepenuhnya selesai. Kendati demikian, dia menilai hal tersebut sebagai hal yang wajar selama standar pelayanan cargo sudah dapat berjalan lancar.
Pengusaha cargo berharap agar AP II memberikan kesempatan kepada swasta. AP II sebagai perusahaan BUMN diharapkan menjadi fasilitator dan tidak memiliki anak usaha yang bergerak di sektor jasa cargo. Jika demikian, AP II dinilai akan memonopoli mulai dari hulu hingga hilir di lini bisnis tersebut.
Hingga saat ini, layanan cargo di KNIA dikelola oleh Gapura dan PT JAS cargo internasional untuk Lini 1 sudah siap untuk digunakan. Untuk Lini 2 sudah dilakukan tender secara profesional yang diikuti oleh 16 perusahaan cargo dan mendapatkan 5 perusahaan pemenang tender.
"Tapi saya dengar ada pihak-pihak tertentu yang ingin beraktifitas di terminal cargo tanpa mengikuti tender, kenapa tidak secara profesional? Berikan kesempatan kepada lima perusahaan pemenang tender," jelasnya.
Bandara baru dengan lahan seluas 1.365 hektare itu memiliki kapasitas 8,1 juta penumpang per tahun. Landasan pacu berukuran 3.750 x 60 meter itu mampu menampung pesawat terbesar A380.
Adapun luas terminal 118.930 meter persegi, luas gudang kargo 13.000 meter persegi, dengan kapasitas pergerakan kargo ditargetkan 65.000 ton per tahun.