Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anomali Cuaca Hambat Pengolahan Rumput Laut

Bisnis.com, PEKALONGAN - Peningkatan produksi rumput laut olahan diproyeksi terhambat lantaran anomali cuaca yang mempersulit proses pengeringan sehingga target 1,2 juta ton sulit tercapai.

Bisnis.com, PEKALONGAN - Peningkatan produksi rumput laut olahan diproyeksi terhambat lantaran anomali cuaca yang mempersulit proses pengeringan sehingga target 1,2 juta ton sulit tercapai.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Saut Hutagalung menuturkan intensitas dan frekuensi hujan yang tinggi berisiko menurunkan produksi rumput laut dari target 6,5 juta ton pada 2013 menjadi sekitar 5 juta ton atau sama seperti realisasi produksi pada 2012.

" Yang mentahnya kan kita targetkan 6,5 juta ton, itu tidak akan sampai. Bertahan 5 juta ton saja itu sudah hebat karena cuaca lagi jelek," kata Saut kepada Bisnis, Rabu (17/7/2013).

Akibat turunnya produksi bahan baku, imbuhnya, produksi rumput laut olahan diproyeksi juga mengalami kelesuan. Padahal tahun ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi rumput laut olahan dapat mencapai 1,21 juta ton atau naik sekitar 30% dari realisasi tahun lalu, yakni 900.000 ton.

"Pengolahan jelas tidak akan sampai 1,2 juta ton. Kalau bahan bakunya sudah turun, pengolahan pasti turun juga. Kita harapkan masih bisa tembus 1 juta ton," katanya.

Saut menuturkan dari 900.000 ton produksi olahan rumput laut, sebanyak 80% merilupakan rumput laut dalan bentuk kering dan hanya 20% yang diolah menjadi chips, semi refine carrangenan, refined carrangenan, ataupun agar-agar.

Meski produksi berisiko meleset, namun Saut optimistis produk hilir rumput laut bisa meningkat. Pasalnya, industrialisasi rumput laut terus tumbuh melalui pendirian sejumlah pabrik pengolahan baru.

"Saya harap produk yang hilir bisa 35-40%, sedangkan yang dikeringkan 60%. Ada 2 pabrik pengolahan baru di Jawa timur sama di Bogor untuk bikin carrageenan," ungkap Saut.

Pada 2013, KKP telah menetapkan industrialisasi rumput laut di 6 povinsi, yakni Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Adapun jumlah unit industri rumput laut tercatat mencapai 27 unit di 13 provinsi.

Dirjen P2HP menambahkan saat ini suplai rumput laut cendurung kurang. Akibatnya harga jual di pasar terkerek naik dari Rp9.000/Kg menjadi Rp13.000-14.000/Kg.

Sementara itu, hasil olahan rumput laut berupa semi refined carrageenan (SGF) dapat dijual Rp80.000/Kg. Nilai jualnya akan makin meningkat apabila diolah menjadi refined carrageenan, yakni Rp200.000/Kg untuk makanan jadi dan Rp180.000/Kg untuk bahan industri.

Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma'ruf menuturkan target produksi rumput laut olahan sebanyak 1,2 juta ton pada 2013 bisa dicapai dengan kerja keras.

Farid optimistis pabrik pengolahan di Tanah Air sudah berpengalaman menghadapi anomali cuaca. Asalkan pabrik bisa mendapatkan kepastian pasokan bahan baku.

"Anomali cuaca seperti saat ini, banyak petani yang mengalami kesulitan untuk budidaya secara baik. Pengeringannya juga tidak bisa optimal. Pabrik yang punya jaringan di grassroot yang bisa mendapatkan raw material," kata Farid.

Cuaca buruk, lanjutnya, menyebabkan kenaikan  harga rumput laut yang cukup tinggi. Di sisi lain, kondisi tersebut juga mempengaruhi kualitas rumput laut.

"Inilah dilemanya komoditas yang dikontrol sama cuaca. Tapi saya masih optimis karena pabrik-pabrik besar kita sudah pengalaman di dalam menghadapi cuaca seperti sekarang," tutur Farid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper