Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan menargetkan pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jembatan layang dan jalan terowongan selesai akhir bulan ini, sehingga mempercepat realisasi kedua infrastruktur di Palembang itu.
Asisten II Setda Sumsel Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Eddy Hermanto mengatakan proyek fly over yang berlokasi di Simpang Jakabaring dan jalan terowongan (underpass) di Simpang Patal Palembang masih terkendala masalah pembebasan lahan. "Bulan ini semua masalah penggantian lahan harus sudah selesai,” ujarnya, Selasa (9/7/2013)
Pemprov sendiri menargetkan proyek dapat masuk dalam tahap teknis pembangunan pada Agustus 2013. Diketahui, rencana pembebasan lahan simpang tidak sebidang (underpass) Patal akan dibangun sepanjang 300 meter, dengan panjang total 1 kilometer. Untuk underpass Patal, lahan yang belum bebas tinggal 20%, sedangkan lahan fly over di Simpang Jakabaring masih 40%.
Underpass dirancang bermula dari ruas jalan depan Hotel Novotel hingga Jalan Residen A Rozak sepanjang 1 km dan memakan lahan seluas 1,3 hektar. Biaya pembangunannya ditaksir Rp300 miliar, diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
Eddy Hermanto menambahkan, masalah lain yang perlu harus dikoordinasikan mengenai sistem proteksi pipa gas milik Pertamina dan masalah pengaturan penanaman material utilitas pada lahan yang disediakan pengembang agar dapat tepat guna. “Kami berharap pembangunan ini dapat secepatnya rampung,”katanya.
PPTK Project underpass Patal Ahmad Trunajaya pihaknya telah menunjuk pemenang tender pembangunan proyek tersebut. “Tender dilakukan pada 2 Juli 2013 dan pemenangnya adalah Waskita,” katanya.
Jika proses pembebasan lahan sudah mencapai 100%, pihaknya berjanji akan memulai pengerjaan selambatnya pada awal Agustus 2013.
"Pemprov sudah menjamin proses pembebasan lahan selesai 100% pada bulan depan, artinya bulan depan kita juga akan mulai mengerjakan,”katanya.
Terkait keberadaan utilitas, Ahmad juga memastikan jika semuanya sudah terselesaikan dan tidak ada masalah lagi. Pihaknya sudah berkoordinasi dan tidak ada permasalahan lagi. "Hanya saja untuk PGN dan Pertagas kita akan minta instruksi mereka agar tidak mengganggu pembangunan,” ujarnya.