Bisnis.com, JAKARTA—Kondisi harga batu bara yang sedang menurun saat ini berpengaruh tidak berpengaruh untuk perusahaan besar.
Kasubdit Pengawasan Usaha Operasi Produksi dan Pemasaran Batu bara Kementerian ESDM Gultom Guska mengatakan realisasi batu bara hingga Juni 2013 masih didominasi oleh pemain dengan dana besar.
"Produksi batu bara sebagian besar dari PKP2B. Harga yang turun tidak berpengaruh pada perusahaan dengan perencanaan mapan," katanya hari ini, Selasa (9/7/2013).
Realisasi produksi batu bara hingga Juni 2013 sebesar 198 juta ton. Dari kisaran jumlah tersebut, sebanyak 54 juta ton terserap untuk kebutuhan pejualan domestik. Sedangkan sisanya yaitu 144 juta ton digunakan untuk ekspor.
Tahun lalu, total produksi batu bara sebesar 386 juta ton. Di mana ekspor berada pada nilai 304 juta ton dan untuk kebutuhan domestik sebesar 82 juta ton. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan penyerapan dalam negeri meningkat 10,4% dari target kewajiban tahun lalu, yaitu menjadi 74,3 juta ton.
Kementerian ESDM memproyeksi peningkatan produksi batu bara tahun ini sebesar 391 juta ton. Proyeksi tersebut telah diperkirakan pemerintah dalam pembagian antara ekspor dan kebutuhan domestik yaitu masing-masing 306 juta ton dan 85 juta ton.
Mengenai peningkatan ekspor batu bara ini, PT Bukit Asam (Perseroan) Tbk, seperti yang pernah diberitakan sebelumnya tetap menargetkan peningkatan ekspor ke Vietnam sebesar 1 juta ton. Jenis batu bara yang akan ditingkatkan kuantitas ekspornya merupakan jenis middle rank sebesar 5.000 kkal.
"Minimal kami menargetkan akan naik 1 juta ton," ujar Dirut PT Bukit Asam Milawarma.
Hingga Mei 2013, penjualan year on year batu bara Bukit Asam telah meningkat hingga 23% dibandingkan Mei tahun lalu. Permintaan ekspor meningkat dari India yang telah dimasuki oleh perusahaan pelat merah itu sejak 2012.