Bisnis.com, JAKARTA—Jumlah peminat produk BlackBerry terus merosot setelah produsen telepon pintar asal Kanada tersebut mengumumkan bahwa produk layar sentuh itu gagal menarik minat para pembeli dari kalangan anak muda.
Saham BlackBerry anjlok 28% pada 28 Juni atau penurunan terbesar sejak tahun 2000. Keuntungan dan penjualan produk perusahaan itu dilaporkan di bawah perkiraan para analis.
Selain itu, kebijakan kontrol mata uang yang diberlakukan pemerintah Venezuela ikut memperburuk keuntungan dan pendapatan perusahaan.
Beberapa penyebab anjloknya penjualan Blacberry dilaporkan di antaranya akibat penurunan penjualan produk andalan handset Z10. Produk model baru tersebut sejatinya didesain untuk berhadapan dengan iPhone dari Apple Inc. dan peralatan Android yang menggunakan Google Inc.
Penurunan nilai saham tersebut berisiko merusak kredibilitas BlackBerry di mata penggemar, analis dan pelanggan korporasinya. Maynard Um dari Wells Fargo Securities LLC menurunkan peringkat ‘beli’ menjadi ‘tahan’ untuk saham BlackBerry. Penurunan harga saham itu juga berpeluang membuat para pengembang produk menghindari platform tersebut.
“Penurunan harga saham ini benar-benar seburuk yang terjadi,” ujar Brian Blair, seorang analis pada Wedge Partners LLC di New York sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (2/7/2013).
Pelanggan BlackBerry di seluruh dunia merosot jadi 72 juta selama triwulan lalu dari 76 juta dan 79 juta pada dua triwulan sebelumnya. Perushaan itu pekan lalu juga menyatakan tidak akan mengumumkan lagi jumlah pelanggannya.
“Proses kebangkitan penjualan dalam dunia teknologi sulit terjadi,” ujar Kevin Stadtler dari Stadtler Capital Management. Kini dia hanya memegang 45.000 unit saham BlackBerry dari 80.000 unit pada tahun sebelumnya. Menurutnya Blackberry Z10 gagal ‘meledak’.