BISNIS.COM, JAKARTA— Terhitung mulai 1 November 2013, 100% saham PT Indonesia Asahan Aluminum (Inalum) diambil oleh Pemerintah RI.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menuturkan pemerintah RI siap mengambil alih seluruh kepemilikan PT Inalum dari Jepang yang saat ini dikelola oleh konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA).
"Tanggal 1 November sudah 100% milik Indonesia," ujar Hidayat usai menghadiri pelantikan Hakim Konstitusi di Istana Negara, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Hidayat mengaku belum dapat mengungkapkan harga pembelian PT Inalum karena kedua pihak masih melakukan negosiasi. Namun, lanjutnya, Menteri Keuangan telah menyiapkan dana senilai Rp7 triliun untuk akuisisi tersebut.
"Nilainya Rp7 triliun seperti yang sudah disepakati di DPR. Kalau ternyata kurang, diminta lagi. Tapi kalau kelebihan ya dikembalikan. Masih ada waktu. Rp7 triliun itu sudah mencukupi," ujarnya.
Saat ini, ujarnya, pemerintah masih menjajaki proses perpindahan kepemilikan perusahaan, khususnya soal teknis.
"Masih perundingan teknis. Soal harga, masih berlangsung. Setiap minggu ada tim lawyer kami. Kami ingin pengambilalihan berlangsung dengan benar baik dari sisi hukum dan komersil," ujar Hidayat.
Saat ini, pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham PT Inalum, sisanya sebesar 58,87% dimiliki oleh konsorsium NAA.Konsorsium ini beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebagai wakil pemerintah Jepang dan 12 perusahaan swasta Jepang.
Kontrak kerja sama pengelolaan PT Inalum oleh Jepang akan berakhir pada Oktober tahun ini. (ltc)
INALUM: Pemerintah Kuasai 100% Saham Per 1 Nov.
BISNIS.COM, JAKARTA— Terhitung mulai 1 November 2013, 100% saham PT Indonesia Asahan Aluminum (Inalum) diambil oleh Pemerintah RI.Menteri Perindustrian MS Hidayat menuturkan pemerintah RI siap mengambil alih seluruh kepemilikan PT Inalum dari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

24 menit yang lalu
Mayora Indah Faces Margin Pressure Amid Rising Coffee and Cocoa Prices

1 jam yang lalu
Mengintip Kinerja Yahud Segmen Agribisnis Indofood (INDF)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

4 menit yang lalu
Ekonom: Kenaikan Pungutan Ekspor CPO Berpotensi Picu PHK

30 menit yang lalu
Airlangga Beri Komentar soal BPS Tunda Rilis Data Neraca Perdagangan

42 menit yang lalu
Prabowo dan PM Albanese Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Ekonomi
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
