JAKARTA--PT Pertamina (Persero) menyatakan ketertarikannya untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela di lepas pantai Laut Arafura.
Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husen mengatakan saat ini perseroan telah menyatakan ketertarikannya mengelola Blok Masela kepada Inpex Masela Ltd yang saat ini menjadi operator. Hal itu disampaikan menyusul dijualnya 10% participating interest (PI) PT Energy Mega Persada Tbk di blok tersebut.
"Kami memang sudah lama ingin masuk ke sana [Blok Masela], kami juga sudah berbicara dengan Inpex. Kami kan punya pengalaman memproduksi di laut dalam saat mengelola Blok Offshore North West Java [ONWJ]," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/5).
Husen mengungkapkan anggaran Pertamina sangat mencukupi untuk masuk ke blok itu, meskipun saat ini masih dalam tahap eksplorasi.
Secara terpisah, Presiden Direktur Energi Mega Persada Imam P Agustino mengatakan telah menjual PI Blok Masela kepada Inpex Masela Ltd dan Shell Upstream Overseas Services masing-masing 5%. Padahal, Energi Mega Persada baru menguasai 10% PI Blok Masela selama 3 tahun.
"Uang dari penjualan itu untuk melunasi sebagian besar utang perseroan. Kami sudah menandatangani perjanjian penjualan, namun nilai divestasinya nanti masih diproses," katanya.
Seperti diketahui, pada akhir 2010 lalu Energi Mega Persada melalui anak usahanya PT EMP Indonesia mengakuisisi PI di Blok Masela sebesar 10% dari Inpex Masela Ltd. Saat itu, nilai transaksinya mencapai US$ 100 juta dengan jumlah cadangan gas Blok Masela mencapai 18,47 triliun cubic feet (tcf).
Imam juga berharap proses divestasi Blok Masela ini akan dirampungkan dalam waktu dekat. Dengan begitu, perusahaan dapat melakukan pelunasan utang dan mengurangi beban usaha, serta meningkatkan profit perusahaan.
Menurutnya, nilai portofolio Blok Masela cukup tinggi untuk melunasi utang perusahaan yang sudah mendesak untuk dibayarkan. Sayangnya, ia enggan menyebutkan besaran beban yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Dia juga meyakini hasil penjualan Blok Masela dapat menutup sebagian besar beban yang masih ditanggung perusahaan yang masuk ke dalam Bakrie Group tersebut.
Selain itu, sebagian hasil dari penjualan blok tersebut nantinya juga akan digunakan untuk biaya operasional dalam peningkatan produksi migas di blok milik EMP lainnya. Kemudian dana tersebut juga akan digunakan untuk mengoperasikan 11 blok migas dan CBM yang dimilikinya.
Sepanjang Kuartal I-2013 lalu, EMP mampu memproduksi migas sebanyak 48.500 barel oil equivalen per day (boepd). Beberapa blok migas yang telah berproduksi di antaranya, Blok Kangean, dan West Madura Offshore (WMO).