BISNIS.COM, JAKARTA—Dua BUMN Karya yang terlibat dalam konsorsium pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta hanya mendapat porsi 15% untuk PT Wijaya Karya Tbk dan 30% untuk PT Hutama Karya (Persero).
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Natal Argawan Pardede menjelaskan bagian perseroan dalam konsorsium hanya 15%. Dalam konsorsium itu WIKA bergabung bersama Obayashi, Shimizu dan Jaya Konstruksi.
Natal mengungkapkan pihaknya saat ini sedang mempersiapkan kontrak pengerjaan moda transportasi masal Jakarta tersebut.
"Dalam konsorsium itu, porsi WIKA 15% atau sekitar Rp300 miliar," ujarnya di Jakarta, Senin (20/5/2013)
Jumlah itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan proyek terminal III Bandara Soekarno Hatta senilai Rp4,7 triliun di mana WIKA memiliki porsi sebesar 37%.
Dari tiga paket pengerjaan MRT bawah tanah, konsorsium WIKA akan mengerjakan dua paket yakni paket dari Al Azhar sampai Dukuh Atas. Adapun satu paket lagi dari Dukuh Atas hingga Bundaran HI akan dikerjakan oleh Konsorsium Umtama Karya.
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Ari Widiantoro mengungkapkan total nilai kontrak untuk paket yang digarap konsorsium perseroan sebesar Rp1,5 triliun.
"Kita sedang persiapan, dalam konsorsium itu kita 30%, atau sekitar Rp450 miliar," jelasnya.
Direktur PT MRT Jakarta Dono Boestami sebelumnya total nilai proyek untuk paket pertama Lebak Bulus Bundaraan HI sejumlah Rp3,6 triliun.
Dia menjelaskan setelah proses soft lounching dilakukan, pihaknya akan menyelesaikan kontrak dengan para pemenang tender tersebut, hingga kemudian segala sistem dan tahap konstruksi akan dilakukan oleh para kontraktor. (bas)