Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GELANG KESEHATAN: Kreasi Wardani Lebih Bersaing

Booming gelang kesehatan berbahan magnet pada 2006 dengan harga yang mencapai hingga jutaan rupiah, membuat gerah hati Sri Wardani, pemilik Cleo Magnetic Therapy Accesoris & Craft. Perempuan yang sudah lama berkecimpung di dunia desain aksesoris

Booming gelang kesehatan berbahan magnet pada 2006 dengan harga yang mencapai hingga jutaan rupiah, membuat gerah hati Sri Wardani, pemilik Cleo Magnetic Therapy Accesoris & Craft. Perempuan yang sudah lama berkecimpung di dunia desain aksesoris ini pun berkreasi membuat karya tangan dengan harga yang lebih terjangkau.

Wardani sebetulnya tidak memiliki latar belakang pendidikan terapi magnet, namun ketekunannya mempelajari fungsi magnet sebagai penangkal radiasi dan memperlancar peredaraan darah dari buku para pakar menjadi modal awal pengetahuan.

Dengan kreatifitas dan pengalamannya, Wardani mengkerasikan magnet-magnet dipadukan dengan bahan sintetis berbentuk mutiara sebagai bahan dasar aksesoris menjadi gelang kesehatan yang memiliki fungsi sama untuk terapi magnetik, sekaligus menangkal radiasi elektronik.

“Pada 2006 saya sempat membeli gelang kesehatan harganya jutaan, lalu saya berpikir kenapa tidak bikin yang handmade dengan harga terjangkau. Jadi saya tidak hanya menjual fashion tetapi juga ada benefit,” ujarnya ditemui Bisnis di Pameran Perhiasan Jakarta International Jewellery Fair 2013 yang diselenggarakan 9 - 12 Mei 2013, di Balai Kartini.

Modal awal yang digunakan sekitar Rp3 juta yang didapatkan dari hasil menggadai sepeda motor. Meski bahan bakunya diimpor melalui rekannya yang menetap di Taiwan, harga jual gelang kesehatan buatan Wardani jauh lebih murah, hanya Rp35.000 per unit.

Pemasaran pertama dilakukan di ajang pameran Semarang Pesona Asia pada 2006. “Buka jam 8 pagi sampai jam 10 malam, dan itu habis terus produknya karena memang lagi booming,” ucapnya mengenang.

Semakin banyaknya masyarakat yang meminati aksesorisnya, Wardani mengaplikasikan alat kesehatan terapi magnetik dan antiradiasi itu ke berbagai produk aksesoris lain, mulai dari peniti bross, anting, dan kalung.

Tentu saja, aplikasinya dilakukan sedemikian rupa sehingga magnet tidak merusak keindahan accesoris melainkan semakin mempercantik, karena bentuknya yang bulat menyerupai mutiara berwarna hitam.

“Sebagai desainer aksesoris, saya mendesain menjadi lebih cantik dan fashionable. Kreasi-kreasinya ada yang dari ide saya sendiri atau contoh produk aksesoris yang saya modifikasi dengan kreatifitas saya,” jelasnya.

Keindahan desain yang dibuatnya tersebut menjadikannya sebagai salah satu anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) untuk mendesain anting Putri Indonesia asal Jawa Tengah pada 2007 silam.

Untuk memasarkan produknya, ibu dari 8 orang anak ini hanya menggunakan media dari pameran ke pameran. Dia bahkan tidak memiliki toko khusus yang menjual produknya. Sejak semulai, Sri memang memilih untuk mengikuti pameran karena di sana dia dapat memasarkan dan memperkenalkan produknya kepada masyarakat di seluruh Indonesia.

“Saya sudah mengikuti banyak pameran hampir diseluruh kota di Indonesia. Dari pameran juga saya mendapatkan pembeli potensial yang menjualkan produk saya,” tuturnya.

Saat ini dia memiliki beberapa pelanggan yang rutin mengambil produknya setiap bulan untuk dijual melalui toko atau butik milik mereka. Setidaknya order yang sedang berjalan saat ini ialah pesanan bross fasihon magnetik sebanyak 2.000 unit, pesanan perusahaan fashion bermerek.

Setiap bulan Wardani mampu memproduksi hingga ribuan untuk seluruh item yang dijual melalui pameran serta kepada pembeli potensial. Untuk bros sederhana hiasan jilbab, dia bisa memproduksi 1.000 unit setiap hari karena proses pembuatanya sederhana. Meski demikian, bros tersebut terbilang cukup menarik karena dihiasi bunga-bunga kecil warna-warni yang biasanya diselipkan untuk kerudung di belakang kepala. 

Meski memiliki manfaat sebagai antiradiasi dan terapi kesehatan, namun Wardani tidak lantas menjual produknya dengan harga selangit. Malah harga yang dibanderol terbilang sangat murah mulai dari Rp7.000 untuk pin bros sederhana hiasan jilbab dan gelang kesehatan yang memadukan sebutir magnet dan kain warna-warni yang berbentuk bulatan kecil.

Selain itu, dia juga menjual berbagai jenis bross berbentuk bunga warna-warni serta dipadukan dengan batuan sintetis dengan sebutir magnet kasat mata dibanderol mulai Rp20.000 hingga ratusan ribu rupiah tergantung bentuk dan ukuran.

Begitu pula dengan kalung yang hampir seluruhnya berbahan magnetik atau kalung dengan hiasan bebatuan imitasi yang diselipin sebuah magnet berbentuk mutiara hitam sehingga masih terlihat fashionable.

Gelang dan peniti serta bross itu dibuat sebagai anti radiasi handphone dan alat elektronik karena hanya diselipkan sebutir magnet berbentuk mutiara. Sedangkan gelang dan kalung yang hampir seluruhnya berbahan magnetik itulah yang dapat dijadikan sebagai terapi kesehatan magnetik. Harga sepasang gelang dan kalung dibanderol mulai Rp110.000 hingga Rp150.000.

Hanya dengan menjual melalui pameran serta langganan tetap, Wardani berhasil meraup omzet hingga Rp100 juta per bulan. Dari penjualan reseller yang rutin per bulan saja, dia sudah mengantongi Rp40 juta, ditambah dengan pameran yang kerap saban bulan dia ikuti, wanita yang sempat bekerja sebagai kontraktor ini bisa memperoleh tambahan sekitar Rp50 juta hingga Rp60 juta.

Dengan harga yang relatif terjangkau, nyatanya Sri masih bisa memperoleh keuntungan yang cukup tinggi yakni mencapai 70%. Tingginya laba yang diperoleh karena bahan baku yang digunakan diimpor dari rekannya yang berada di Taiwan sehingga harganya lebih murah dibandingkan dari bahan lokal. “Jualan aksesoris ini keuntungannya besar, bisa 70% karena bahan baku yang diimpor juga murah,” tuturnya.

Di dalam penjualan dan mengkreasikan produk aksesorisnya, wanita berusia 64 tahun ini memberdayakan anak-anak jalanan. Awalnya Wardani telah memiliki 10 orang pegawai. Namun pada Juni 2012, Wardani merumahkan seluruh karyawannya karena salah satu putranya terserang penyakit kanker stadium empat.

Sebagai seorang ibu, dia mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya sehingga tidak memiliki waktu mengurus bisnisnya. “Juni 2012 semua karyawan saya resign-kan.  Saya ingin fokus mengurus anak, mengabaikan semua termasuk usaha dan mengedepankan Allah untuk kesembuhan putra saya,” tuturnya.

Baru 2 bulan belakangan ini Sri mulai kembali aktif setelah anaknya dinyatakan sehat. Kali ini dia mengajak dan memberdayakan anak-anak jalanan yang berlokasi di sekitar kediamannya. Dia mencoba mengubah pola pikir anak-anak tersebut bahwa mencari uang tidak harus dijalan tetapi bisa didapatkan melalui kreatifitas.

Saat ini sudah ada sekitar 10 anak, 3 anak di antaranya sudah cukup ahli sedangkan sisanya masih dalam proses belajar. Meski demikian, dia membebaskan anak-anak tersebut untuk berkreasi karena hasil akhirnya banyak yang menarik dan unik.

“Anak-anak ini belum saya beri gaji tetap mereka saya tampung di pondokan, biaya hidup ditanggung. Ke depan mungkin akan digunakan sistem penggajian.”

Kini di usianya yang menginjak 64 tahun, nenek dari 10 orang cucu ini masih tetap kuat dan sehat. Padahal dulunya dia pernah terkena penyakit stroke. Saat ini hampir seluruh aksesoris yang dia gunakan dihiasi batuan magnetik mulai dari gelang, cincin, hingga bros.

“Dulu saya sudah sempat membeli tongkat, tapi tidak sempat berobat ke medis. Saya perbanyak ibadah dan terapi magnet, Insya Allah sekarang lab klinis saya normal. Memang ini bukan full terapi tapi terapi magnetik ini bagian dari ikhtiar,” ujarnya.

Rupanya khasiat akesoris kesehatan tersebut dirasakan langsung oleh pelangganannya. Banyak pembeli gelang kesehatannya yang menyampaikan testimoni mengenai keberhasilan khasiat terapi magnetik. “Waktu itu ada pembeli dia sakit flu lalu meletakkan gelang ke hidungnya, lalu dia menyampaikan ke saya bahwa dia bisa sehat. Alhamdulillah.”

Selain itu, magnet yang ada tersebut juga menangkal radiasi dari alat-alat elektronik seperti lapotop, handphone, dan gadget lainnya. “Sekarang hampir semua orang menggunakan alat elektronik, maka itu saya buat gelang seharga Rp7.000 ini untuk digunakan mereka menangkal radiasi.”

Walau sudah berjalan hampir 7 tahun namun Wardani merasa sejauh ini belum ada kompetitor atau pelaku usaha sejenis yang menggunakan terapi magnetik untuk produknya. (mfm)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper