BISNIS.COM, PEKALONGAN – Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Ashepi) Pekalongan terus mendorong dan mendukung perajin atau pelaku usaha mengembangkan kreasi dan kreatif dalam menciptakan karya sebagai upaya mengatasi tantangan pasar.
Ketua Ashepi Pekalongan, Rommy Oktabirawa di Pekalongan mengatakan pada era globalisasi yang semakin canggih dan modern, pelaku usaha harus mampu menciptakan hal baru dan kreasi yang dibutuhkan pasar.
“Dengan karya cipta baru, produk kerajinan batik akan tetap mampu bersaing di pasaran dan tidak ditinggalkan oleh konsumen,” ujarnya, Rabu. (8/5/2013)
Menurutnya, saat ini perajin sedang menghadapi banyak kendala, seperti kenaikan harga kain mori dan harga bahan bakar minyak (BBM).
Namun, lanjutnya, kenaikan harga kain dan BBM diharapkan tidak menjadi beban karena hal tersebut sudah merupakan siklus tahunan.
Dia mengatakan sebagai pekerja seni, Asephi berharap pengusaha atau perajin berlomba “meng-update” hal yang baru sebagi upaya mengahadapi persaingan dengan pelaku usaha dari daerah lain.
“Apalagi pada pameran Inacraft 2014, Jawa Tengah dipercaya menjadi ikon. Kami mengajak pengusaha maupun perajin bersiap bersaing mulai sekarang,” tuturnya.
Pemilik usaha “Green Batik”, Haris Riadi mengaku rencana kenaikan harga BBM diperkirakan berdampak luas pada pelaku batik kesulitan menggembangkan usahanya karena harga bahan batik akan ikut melambung.
“Selama ini, untuk mengembangkan usaha kerajinan batik dapat dikatakan cukup sulit karena ketatnya persaingan. Kondisi itu akan makin parah jika pemerintah jadi menaikan harga BBM,” ujarnya. (Antara/dot)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
