Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perubahan Iklim Ancam Proses Produksi Pangan Lokal

BISNIS.COM, JAKARTA - Perubahan iklim yang tak bisa dihindari berdampak pada pertanian dan mengancam proses produksi pangan masyarakat lokal.

BISNIS.COM, JAKARTA - Perubahan iklim yang tak bisa dihindari berdampak pada pertanian dan mengancam proses produksi pangan masyarakat lokal.

Cuaca yang tak menentu membuat para petani sulit memperkirakan waktu untuk  mengelola lahannya. Fenomena musim hujan yang lebih pendek dengan curah hujan lebih tinggi, musim kemarau yang lebih panjang, mengakibatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, dan ancaman bencana lainnya.

“Untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan berbagai masalah lainnya, berbagai pihak telah berusaha menciptakan inovasi teknologi pertanian. Misalnya mengembangkan teknologi biofertilizer dan bilpeat untuk meningkatkan produksi ketersediaan pangan,” kata Haryono, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (1/5/2013).

Menurut dia, berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan melalui penelitian, diyakini mampu menekan dampak perubahan iklim terhadap keberlanjutan produksi pertanian.

“Dalam hal ini upaya antisipasi, mitigasi, dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus diposisikan sebagian bagian integral dalam kebijakan pembangunan pertanian,” ungkapnya dalam diskusi yang diadakan oleh Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapitek) dengan Litbang Pertanian.

Dia menuturkan langkah lainnya untuk menjawab ketahanan pangan juga dilakukan, misalnya mendorong surplus beras 10 juta ton pada 2014.

“Untuk mencapai hal itu ada beberapa langkah yang dilakukan, seperti penurunan konsumsi beras 1,5% per kapita per tahun, penambahan luas sawah seluas 130.000 hektar,  perbaikan jaringan irigasi sebanyak 18,8% per tahun, dan pengurangan susut panen 1,5% per tahun,” tambah Haryono.

Sementara itu Listyani Wijayanti, Deputi Bidang Bioteknologi dan Agroindustri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, mengatakan BPPT telah menciptakan sejumlah inovasi teknologi untuk mengatasi ketahanan pangan menghadapi perubahan iklim ini.

“Teknologi yang dilakukan antara lain pengembangan konsorsia, yaitu mikroba untuk peningkatan lahan masam, karena asam organik didegradasi oleh mikroba-mokroba tersebut,” ujarnya.

Selain itu pengembangan ikan nila salin unggul, untuk mengantisipasi dampak pemanasan global. “Teknologi sangat penting dan diperlukan untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional,” ungkap Listyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper