BISNIS.COM, DENPASAR—Kementerian Perhubungan mengungkapkan sebanyak 3 investor asing siap mendanai proyek pengembangan bandara internasional di Bali utara, menyusul telah selesainya studi kelayakan proyek tersebut.
“Investor tadi berasal dari Inggris, Jepang dan Korea,” kata Menhub E.E.Mangindaan, seusai saat jumpa pers Forum Transportasi di Nusa Dua, Bali, Selasa (23/4).
Sebenarnya, lanjut Mangindaan, sudah ada 4 investor asing yang siap masuk. Namun, korporasi asal India, GVK Power & Infrastructure Limeted, sudah hengkang dan memilih mengembangkan bandara baru di Kulon Progo, Jogjakarta. Adapun 3 investor asing itu, mangindaan belum bersedia merinci lebih detil.
Dalam penyempurnaan feasibility study, katanya, satu dari tiga lokasi tempat dibangunnya bandara itu sudah ditentukan. Pengembangan yang sesuai dengan nilai ekonomi dan sosial adalah di kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. “Keputusan itu sudah dibicarakan dengan pemerintah setempat.”
Herry Bakti, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian perhubungan secara teknis menegaskan, seluruh feasibility study sudah lengkap dengan penetapan titik lokasi. Baik secara ekonomi maupuin social dan kemanan udara, kecamatan Kubutambahan yang paling tidak berisiko.
Sementara itu, Badan Penanaman Modan dan Perizinan Bali menyatakan PT Pembangunan Bali Mandiri mengincar pembangunan dan pengembangan bandara Bali.
Ida Bagus Made Parwata, Kepala Badan Penanaman Modan dan Perizinan Bali, mengatakan pemilihan lokasi di sebelah ujung timur kabupaten Buleleng itu dipastikan lebih layak jika dibandingkan dengan Celukan Bawang ataupun Grogak, Kabupaten Buleleng. “Studi teknis sudah dilakukan oleh PT Pembangunan Bali,” katanya kepada Bisnis. (Steffi Purba/if)