BISNIS.COM, JAKARTA--Pembiayaan empat proyek transportasi direncanakan melalui sukuk senilai Rp1,59 triliun dalam RKP 2014.
Keempat proyek tersebut meliputi proyek lanjutan pembangunan jalur ganda Cirebon-Kroya segmen I sebesar Rp745 miliar, proyek pembangunan fasilitas perkeretaapian Manggarai-Jatinegara sebesar Rp366 miliar, proyek pembangunan jalur ganda Jatinegara-Bekasi sebesar Rp260 miliar, dan proyek pengadaan 55 unit kereta ekonomi sebesar Rp218 miliar.
Dedy Supriadi Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, mengatakan pembiayaan melalui sukuk memiliki beberapa kelebihan, a.l. tidak terdapat currency risk karena sifatnya pinjaman dalam negeri dan tidak mengikat.
“Kalau soft loan dari luar negeri itu krediturnya ikut mengatur dan banyak prosedurnya. Kalau ini [sukuk] lebih bebas. Kreditur hanya memberi uang saja, sisanya seperti pengadaan dan segala macam menggunakan sistem kita sendiri,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (19/4).
Dedy mengungkapkan pembiayaan proyek yang menggunakan pinjaman lunak luar negeri biasanya lebih lama untuk groundbreaking dibandingkan melalui sukuk.
Pasalnya, dalam pinjaman lunak luar negeri, setiap langkah yang diambil harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak kreditur.
Namun, Dedy mengakui biaya administrasi [pengganti bunga di dalam sistem syariah] di dalam sukuk memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lunak luar negeri.
Sebelumnya, pemerintah sudah menyetujui pembiayaan melalui sukuk untuk proyek transportasi pembangunan jalur ganda Cirebon-Kroya segmen I sebesar Rp800 miliar dalam APBN 2013.