Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: RI Baru Dapat Dukungan dari Papua Nugini

BISNIS.COM, SURABAYA – Keinginan Indonesia untuk memasukkan kelapa sawit dan karet ke dalam daftar produk ramah lingkungan di lingkup APEC untuk sementara baru didukung Papua Nugini.

BISNIS.COM, SURABAYA – Keinginan Indonesia untuk memasukkan kelapa sawit dan karet ke dalam daftar produk ramah lingkungan di lingkup APEC untuk sementara baru didukung Papua Nugini.

Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional lainnya Kementerian Perdagangan Deny W. Kurnia mengatakan sebagai negara produsen minyak sawit mentah  dan karet, Papua Nugini memiliki kepentingan yang sama dengan Indonesia.

Adapun anggota ekonomi – istilah bagi negara anggota APEC – lainnya sejauh ini belum menyatakan dukungan, termasuk Malaysia yang menjadi produsen CPO terbesar kedua dan karet terbesar ketiga setelah Indonesia.

Denny menuturkan anggota dalam Senior Officials Meeting (SOM) II APEC masih terbelah ke dalam dua pandangan mengenai daftar produk ramah lingkungan (environmental goods list/EG list) yang pada KTT di Vladivostok, Rusia, tahun lalu ditetapkan sebanyak 54 pos tarif.

Sebagian anggota ekonomi maju menginginkan tak ada penambahan produk hingga daftar tersebut diimplementasikan pada akhir 2015.

Namun, Indonesia berpendapat perlu ada penambahan, terutama untuk produk pertanian, mengingat daftar yang telah ditetapkan didominasi oleh produk manufaktur. Lagipula, produk pertanian selama ini menjadi andalan negara berkembang sehingga perlu diakomodasi.

“Kami merasa bahwa tahun lalu yang dianakemaskan hanya produk manufaktur. Makanya, (kepentingan) kami juga terbatas hanya untuk memperbaiki ketidakadilan yang terjadi dalam kepentingan tahun lalu,” katanya hari ini, Jumat (19/4/2013).

Seperti diketahui, APEC sepakat menyusun daftar produk ramah lingkungan sebagai langkah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi hijau. Produk yang dinyatakan ramah lingkungan bakal mendapat tarif preferensi maksimum 5% mulai akhir 2015 di lingkup Asia Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper