Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kompensasi Pembatasan SUBSIDI BBM Diputuskan Malam Ini

BISNIS.COM,JAKARTA -- Pemerintah sedang menyiapkan bentuk kompensasi terkait dikuranginya subsidi BBM, agar tidak berdampak luas nantinya.Namun, bagaimana bentuk kompensasi itu masih dirumuskan. Apakah nantinya dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT),

BISNIS.COM,JAKARTA -- Pemerintah sedang menyiapkan bentuk kompensasi terkait dikuranginya subsidi BBM, agar tidak berdampak luas nantinya.

Namun, bagaimana bentuk kompensasi itu masih dirumuskan. Apakah nantinya dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), atau menambah kuantum program penanggulangan kemiskinan yang sudah ada.

"Berapa besar kompensasi berkurangnya subsidi BBM ini juga belum tahu. Semua itu masih belum diputuskan. Kami akan mengadakan rapat nanti malam," kata Menko Kesra Agung Laksono hari ini, Jumat (12/4) di Jakarta.

Subsidi BBM, lanjutnya, nantinya untuk kendaraan yang digunakan bagi kepentingan rakyat banyak, seperti angkutan umum, dan ambulans.

Menko Kesra menjelaskan pengurangan subsidi ini untuk mengurangi beban anggaran, sehingga tidak mengganggu fiskal negara.

Saat ini, tambahnya, pemerintah mengalokasikan dana sekitar Rp60 triliun lebih untuk program penanggulangan kemiskinan. Jumlah itu di luar berbagai subsidi lain, seperti subsidi pupuk, pendidikan, listrik, dan sebagainya.

Menurut Agung, subsidi ini untuk kepentingan nasional yang lebih luas.

Sekarang ini setiap 1 liter BBM premium, disubsidi sebesar Rp3.700 oleh pemerintah. Untuk membuat 1 liter premium, total biayanya Rp8.200, untuk produksi termasuk biaya jual dan pajak.

"Jika dijual ke masyarakat Rp4.500/liter, berati pemerintah memberi subsidi Rp3.700/liter," ungkap Agung.

Dia menjelaskan anggaran subsidi BBM dan listrik, pada APBN 2013 mencapai Rp 316,1 triliun.

"Jika anggaran ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan sektor keenergian, seperti memperbanyak kilang minyak, atau peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik lainnya, tentunya hasilnya lebih dirasakan oleh masyarakat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Rahmayulis Saleh
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper