BISNIS.COM, YEREVAN -- Maskapai penerbangan tunggal di Armenia, Armavia, akhirnya mengumumkan kebangkrutannya dan akan berhenti terbang mulai besok, 1 April 2013 akibat terlilit utang.
Maskapai milik pengusaha Armenia Mikayel Baghdasarov yang didirikan pada 1996 ini tak mampu membayar tagihan akumulasi utang kepada Bandara Zvartnots di Yerevan, ibu kota negara pecahan Uni Soviet itu.
Selain itu perseroan juga tak mampu membayar utang ke kontraktor lain seperti diungkapkan oleh manajemen dalam pernyataan resmi yang dikutip Bloomberg, Minggu (31/3/2013). Baghdasarov mengatakan total utang kurang lebih mencapai US$50 juta.
Krisis utang di negara—negara Eropa menyebabkan terjadinya penurunan perjalanan sehingga permintaan penerbangan menurun. Ditambah lagi akibat krisis ini pemerintah enggan untuk menopang maskapai penerbangan di tengah situasi krisis itu.
Maskapai asal Hungaria, Malev, juga gulung tikar pada Februari lalu, sedangkan LOT Polish Airlines SA pekan lalu juga menyatakan butuh pemotongan biaya agar tetap bertahan.
Maskapai penerbangan swasta terbesar di Ukraina, Aerosvit, juga bangkrut pada Desember tahun lalu.
Dalam pernyataan tersebut, terungkap bahwa pemilik Armavia sudah mengalihkan dana dari bisnis lain untuk mendandai perusahaan dalam 3 tahun terakhir. Armavia memiliki 14 pesawat dan menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan Sukhoi Superjet 100.