BISNIS.COM, BALIKPAPAN - Produksi minyak nasional dapat turun drastis hingga 40% tahun ini bila tidak ada upaya pengembangan untuk mencegah penurunan produksi.
Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK mIgas) Aussie Gautama mengatakan sejumlah upaya perlu dilakukan untuk mencegah penurunan tersebut dari level saat ini 830.000 barel per hari (bph)
“Produksi minyak bisa turun hingga 600.000 bph tahun ini kalau tidak melakukan upaya apapun," ujarnya dalam kunjungan kerja di kantor Perwakilan SKK Migas Balikpapan Rabu (20/3/2013).
Oleh sebab itu, dia mengatakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) harus melakukan upaya pengembangan untuk mencegah penurunan produksi (decline rate). Dia pun menghimbaiuagar seluruh pihak berkomitmen untuk menjaga decline rate level 0%.
Upaya yang perlu dilakukan oleh KKKS adalah sejumlah pengembangan pada sumur tua di Indonesia. Salah satu upaya untuk menggenjot produksi dari sumur yang sudah ada adalah optimalisasi lebih lanjut (EOR atau enhance oil recovery).
Dalam APBN 2013, sebenarnya pemerintah menargetkan lifting (produksi minyak yang bisa dijual) di level 900.000 bph. Namun SKK Migas mengaku akan merevisi target lifting di posisi 830.000 hingga 850.000 bph.
Penyebab utama produksi tidak dapat meningkat adalah belum adanya blok yang memberi tambahan signifikan. Tahun ini, tambahan produksi hanya diharap bisa dipacu dari anak usaha Pertamina, Pertamina WMO (West Madura Offshore) dan ONWJ (Offshore North West Java). (ra)