Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi BBM bisa dongkrak defisit APBN 2013 melebihi 2%

BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah menyatakan defisit APBN 2013 bisa melebihi 2% akibat kenaikan beban subsidi BBM dan pengaruh perlemahan ekonomi global.

BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah menyatakan defisit APBN 2013 bisa melebihi 2% akibat kenaikan beban subsidi BBM dan pengaruh perlemahan ekonomi global.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan target defisit 1,65% dalam APBN 2013 tidak bisa tercapai. Defisit anggaran tahun ini diperkirakan melebihi 2%.

"Defisit diperkirakan kita tidak bisa dijaga [pada] 1,65%, mungkin bisa mencapai 2% atau lebih," katanya di Istana Merdeka, Selasa (19/3).
Dia memaparkan defisit melebihi target akibat kenaikan beban subsidi energi yang dipastikan akan melebihi Rp200 triliun atau lebih besar dari pagu yang dialokasikan APBN 2013.

Selain itu, Menkeu menjelaskan pendapatan negara juga diperkirakan tertekan oleh penurunan kinerja ekspor akibat penurunan harga komoditas unggulan di pasar global.

Dia mengharapkan Kementerian ESDM segera merealisasikan kebijakan pengendalian untuk mengerem laju konsumsi BBM sebelum pertengahan tahun.
Penaikan tarif listrik, jelasnya, belum memadai untuk mengontrol belanja subsidi energi pemerintah dalam APBN 2013.

"Pengendalian itu kita harapkan harus diawal tahun seperti sekarang karena kalau [lonjakan konsumsi] di semester I dampaknya pasti buruk," katanya.

Pemerintah menganggarkan Rp193,8 triliun untuk subsidi energi pada APBN 2013 termasuk alokasi subsidi BBM dan bahan bakar nabati senilai Rp146,46 triliun.

Alokasi belanja tersebut berdasarkan asumsi konsumsi BBM sepanjang 2013 sebanyak 46 juta kiloliter atau setara dengan realisasi konsumsi BBM tahun lalu.

Agus menjelaskan tanpa pengendalian konsumsi BBM harus ada pemotongan belanja APBN 2013 yang akan memaksa kementerian/lembaga tidak bisa merealisasikan berbagai program yang sudah direncanakan.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan pemerintah masih mengkaji kebijakan yang paling tepat untuk mengurangi konsumsi BBM bersubsidi.

Dia memastikan pemerintah belum memiliki rencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Kebijakan pengendalian masih fokus pada 2 opsi yaitu penghematan dan pembatasan penggunaan.

"Pertama penghematan dulu setelah itu pembatasan dilakukan. Baru 2 itu sekaran. Nah menggunakan tekonologi informasi untuk mencegah penyelundupan," katanya.

Wacik mengatakan pemerintah juga mempertimbangkan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi di 5 kota besar. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fahmi Achmad
Editor : Others
Sumber : Demis Rizky Gosta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper