Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM BERSUBSIDI: Opsi Pengurangan Bakal Diumumkan

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah akan mengumumkan opsi rencana kebijakan untuk mengurangi volume penggunaan BBM bersubsidi dalam 2 minggu ke depan.

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah akan mengumumkan opsi rencana kebijakan untuk mengurangi volume penggunaan BBM bersubsidi dalam 2 minggu ke depan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui konstruksi kebijakan subsidi energi saat ini kurang tepat sasaran karena banyak dinikmati oleh golongan ekonomi menengah ke atas.

Permasalahan itu, jelasnya, terjadi karena penerapan pemberian subsidi dikaitkan dengan komoditas tertentu dan bukan pada kelompok masyarakat yang membutuhkan.

Di sisi lain, Presiden mengatakan beban subsidi BBM pada anggaran semakin besar hingga berpotensi mengganggu kesehatan fiskal dan kestablian ekonomi.

“Maka itu, paling ideal kita mempunya kebijakan subsidi yang tidak mengait kepada komoditas,” katanya usai berdiskusi dengan Komite Ekonomi Nasional di Kantor Presiden, Rabu (13/3).

SBY berjanji akan mengumumkan opsi kebijakan praktis pemerintah untuk memperbaiki pola pemberian subsidi energi dalam 1—2 minggu ke depan. Kebijakan tersebut akan fokus pada upaya mengurangi alokasi volume BBM bersubsidi.

“Ada sejumlah opsi yang belum tepat saya sampaikan sekarang ini kareka kita akan matangkan dalam 1—2 minggu ini,” kata Presiden.(msb)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Editor : Others
Sumber : Demis Rizky Gosta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper