Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DAMPAK KENAIKAN UMR: Produsen Mamin Otomatisasi Produksi

JAKARTA--Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman mengungkapkan sejumlah pelaku usaha mulai melakukan otomatisasi sebagai dampak kenaikan upah minimum untuk pekerja yang cukup tinggi.Beberapa pelaku industri

JAKARTA--Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman mengungkapkan sejumlah pelaku usaha mulai melakukan otomatisasi sebagai dampak kenaikan upah minimum untuk pekerja yang cukup tinggi.

"Beberapa pelaku industri mulai memikirkan otomatisasi, jadi yang tadinya manual berubah memakai mesin,"  ujarnya, Selasa (29/1) malam.

Kecenderungan untuk melakukan otomatisasi, menurutnya, disebabkan oleh kenaikan upah minimum reguler dan provinsi yang cukup tinggi.

Upah buruh yang tinggi diprediksi akan menyebabkan kenaikan biaya produksi, sehingga banyak pelaku usaha yang memilih untuk meningkatkan produktivitas melalui pengadaan mesin.

Menurutnya, kondisi demikian dikhawatirkan akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, dia mengingatkan bahwa pengurangan tenaga kerja akan jadi pilihan terakhir yang diambil pengusaha.

"Kalau kapasitas produksi tetap tapi ditambah otomatisasi, kemungkinan akan ada pengurangan tenaga kerja. Kalau kapasitasnya meningkat dengan penambahan mesin berarti tidak ada PHK, tetapi produksi bisa meningkat. Pengurangan tenaga kerja tetap jadi pilihan terakhir,"  paparnya.

Adhi juga mengaku anggota asosiasi telah mengalkulasikan dampak kenaikan upah buruh, listrik, gas dan rencana pencabutan bahan bakar bersubsidi.

Hasilnya, kebanyakan industri makanan dan minuman menaikkan harga jual 10%-15%  tahun ini. Di antara produk makanan dan minuman yang sudah mengalami kenaikan harga  adalah produk makanan ringan dan minuman.

"[Kenaikan harga] Sudah dilakukan, sebagian sudah mengumumkan ke pasar, sebagian masih dalam rencana," ujarnya. (Antara/if)

GAPMMI menargetkan industri makanan dan minuman pada 2013 bisa tumbuh sekitar delapan persen. Nilai tersebut hampir sama dengan perkiraan total pertumbuhan industri makanan dan minuman sepanjang 2012.

Data dari Kementerian Perindustrian mencatat, hingga kuartal III 2012 pertumbuhan industri makanan dan minuman tumbuh 8,22 persen dengan nilai Rp712 triliun. "Perkiraan saya nanti finalnya Desember 2012 juga sekitar delapan persenan," kata Adhi. (Antara/if)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswires

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper