Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REDENOMINASI RUPIAH: Presiden SBY ingatkan dampaknya terhadap inflasi

JAKARTA -- Istana mengingatkan kemungkinan dampak inflasi yang dapat terjadi apabila redenominasi (penyederanaan nilai mata uang) rupiah dijalankan.

JAKARTA -- Istana mengingatkan kemungkinan dampak inflasi yang dapat terjadi apabila redenominasi (penyederanaan nilai mata uang) rupiah dijalankan.

 
"Satu hal yang perlu diwaspadai adalah inflasi akibat pembulatan ke atas," ujarnya Staf Khusus Kepresidenan Bidang Perekonomian Firmanzah, Selasa (29/1).
 
Firmanzah mengatakan SBY secara umum terbuka dengaan usulan redenominasi. Presiden, lanjutnya, menyampaikan hal tersebut pada Rapat Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran 2013 dengan pejabat tinggi pusat dan daerah di Jakarta Convention Center, kemarin.
 
Namun demikian, ujarnya, presiden mengingatkan akan ada dampak inflasi yang mungkin terjadi akibat redenominasi.
 
Dia mencontohkan kasus yang terjadi di Perancis ketika Negara itu menggantikan penggunaan mata uang franc ke euro, pemerintah sampai melakukan pemotongan harga di pasar ritel hingga 10% untuk menjaga inflasi tidak naik terlalu tinggi dan membebani.
 
"Butuh perencanaan dan proses matang. Yang penting purchasing power parity harus dijaga," ujarnya.
 
Kalaupun redenominasi dijalankan, ujarnya, perlu ada undang-undang yang mengatur hal tersebut. 
 
Menurut dia, semua pertimbangan terkait dengan rencana kebijakan redenominasi sedang dikumpulkan dan nantinya akan dibahas bersama dengan DPR. 
 
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai Indonesia perlu melakukan redenominasi untuk menjadi negara besar dan bermartabat.
 
Namun demikian, Agus menilai saat ini memang belum tepat untuk melakukan redenominasi.
 
"Harus tahu waktunya yang tepat. Kami ingin masyarakat paham [redemoninasi] dan tidak timbul dampak yang tidak kita inginkan."  (Faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Fahmi Achmad

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper