Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOL CIPULARANG: Biaya antisipasi longsor dan pemeliharaan Rp4,5 triliun

JAKARTA--PT Jasa Marga Tbk menyiapkan dana Rp45 triliun untuk mengantisipasi longsoran dan pemeliharaan tol Cipularang. Dari jumlah itu, Rp30 miliar digunakan untuk ansipasi longsor dan Rp15 miliar untuk perbaikan jalan tol penghubung Jakarta-Bandung

JAKARTA--PT Jasa Marga Tbk menyiapkan dana Rp45 triliun untuk mengantisipasi longsoran dan pemeliharaan tol Cipularang. Dari jumlah itu, Rp30 miliar digunakan untuk ansipasi longsor dan Rp15 miliar untuk perbaikan jalan tol penghubung Jakarta-Bandung itu.

Direktur Operasional Jasa Marga Hasanudin mengungkapkan dana itu dinilai cukup mengingat perseroan tahun lalu mengalokasikan Rp70 miliar untuk peningkatan kualitas dan stabilitas jalan tol Cipularang.

"Tahun lalu, kami sudah menangani titik-titik kritis, maka tahun ini kami hanya mengalokasikan dana Rp 45 miliar. Dana itu cukup untuk mengantisipasi bila timbul longsoran-longsoran kecil di ruas tol tersebut,” jelas Hasan di Jakarta, Senin (28/1/2013).

Walaupun tengah dilakukan perbaikan dan pengerasan akibat longsor di kilometer 84+500, Hasan mengungkapkan tol Cipularang masih dapat dilalui kendaraan. Longsor sepanjang 20 meter yang terjadi di KM 84+500 itu terjadi akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari lalu. Karena tidak ingin lebih luas, longsoran itu kemudian diperbaiki dengan cara melakukan pemadatan.

Adapun pengerasan permukaan jalan di titik tersebut membutuhkan waktu paling lama dua minggu agar kembali kokoh. Hasanuddin menambahkan, longsoran-longsoran kecil di lereng/permukaan badan jalan itu umum terjadi di jalan tol tersebut.

Hal itu disebabkan kontur tanah di sepanjang jalan tol itu umumnya berbukit sehingga sangat penting untuk dilakukan pemeliharaan rutin dan periodik. Hal itu dilakukan untuk menjaga lereng jangan sampai terinterusi air.

Hasan menjelaskan secara struktur, tol Cipularang sudah stabil karena sudah tujuh kali atau tujuh tahun mengalami siklus hujan.

"Rule of thumbs-nya kalau timbunan tinggi telah bisa dilewati tiga kali musim hujan tanpa mengalami deformasi (perubahan bentuk), maka itu sudah stabil namanya," paparnya.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Thomas Mola & Dimas Novita Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper