JAKARTA—Omzet para pedagang Pasar Induk Beras Cipinang mulai kembali normal pasca banjir yang melanda beberapa waktu yang lalu.
Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Soekidi mengatakan sebelumnya beberapa pedagang mengalami penurunan omzet hingga 50% akibat terhambatnya pengiriman beras ke konsumen.
“Saat ini sudah normal kembali. Para pedagang secara swadaya juga sudah ada yang membenahi gudang masing-masing supaya tidak terendam. Namun, kami harap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk membenahi drainase,” kata Nellys saat dihubungi Bisnis, Minggu (27/1/2013).
Dia menambahkan pasokan beras dinilai masih tetap aman meski kondisi cuaca tidak bisa diprediksi. Terlebih, pada Maret beberapa daerah produsen beras juga akan panen raya. Daerah tersebut diantaranya Jawa Timur kemudian Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Menurutnya, sejauh ini cadangan beras pemerintah juga masih mencukupi. Justru masalah besar terjadi bila saat panen dan lalu lintas di Jawa Barat dan Jawa Tengah terhambat akibat banjir. Pasokan beras dari daerah jelas akan tertahan. Ini yang berisiko menyebabkan kenaikan harga.
Akan tetapi, jika Jakarta saja yang banjir, lanjutnya, hanya akan menurunkan omzet pedagang beras. Hal ini dikarenakan pedagang akan kesulitan untuk mendistribusikan beras ke pasar ibukota. Namun, pasokan beras dari daerah tetap akan lancar.
Selain memasok beras ke sekitar Jakarta, para pedagang biasanya mengirim hingga ke luar Pulau Jawa seperti Bangka, Medan, Palembang, dan beberapa kota di Kalimantan. Warga Jakarta sendiri mengkonsumsi 1.500-2.000 ton beras per hari dari total penjualan pasar induk yang mencapai 2.000-3.000 ton per hari.
Nellys menjelaskan harga beras IR III Rp7.600-Rp7.700 per kg. IR II dan IR I masing-masing dijual Rp7.800-7.900 per kg dan Rp8.100 per kg. Khusus beras super masih di atas Rp8.300 per kg dan beras vietnam operasi pasar (OP) berkisar Rp7.100-Rp7.300 per kg. (msb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel